RESUME
STUDI ISLAM KONTEMPORER
Karangan Yatimin Abdullah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Kelompok Pada
Mata Kuliah Metologi Studi Islam
Dosen Pengampu : Dra. Siti Nurjanah
Disusun oleh :
Nama kelompok 3
1.
AJAD
SUDRAJAD
2.
ANNISA NUR
AZIZAH
3.
DIAR ASSLIH
SHAKNANA
4.
EKO ADE
SETIAWAN
5.
HENI PUSPITA
SARI
6.
JUANDA
7.
LILI FITRI
YANI
8.
NORRA
ANGGREINI
9.
PUTRI
RAHMADANI
10.
QURNIA
NURBAITI
11.
RINI ERNA
WATI
12.
SARIFATUL
HASANAH
13.
SRI WAHYUNI
14.
ULFA
INDRIYANI
15.
WAHYU
KURNIAWAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
Jalan Ki Hajar Dewantara Kampus 15 A Iringmulyo
Kota Metro-Lampung Telpon (0725) 47296
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan
selalu membawa keberkahan, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin
kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan kepada Dosen serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun
materiil, sehingga resume ini terselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan.
Penyulis menyadari sekali, didalam
penyusunan resume ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak
kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal
pengkonsolidasian kepada dosen serta
teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya
menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik
dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan lagi resume di masa mendatang.
Harapan yang paling besar dari penyusunan remuse ini ialah, mudah-mudahan
apa yang penulis susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman,
serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil
hikmah dari judul ini “STUDI ISLAM
KONTEMPORER” sebagai tambahan untuk melengkapi referensi yang telah ada
Metro, Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 4
2.1 Pengertian Metodologi Studi Islam .............................................. 4
2.2 Kebutuhan Manusia Terhadap Agama ......................................... 5
2.3 Pendekatan-pendekatan yang dapat Digunakan
dalam Memahami Agama Secara Umum ..................................... 7
2.4 Pengertian dan Sumber Ajaran Islam ........................................... 11
2.5 Karakteristik Agama Islam .......................................................... 15
2.6 Posisi Islam Diantara Agama-agama di Dunia .............................. 29
2.7 Islamisasi Ilmu Pengetahuan ......................................................... 33
BAB III PENUTUP .................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Agama islam adalah satu-satunya agama di sisi Allah
yang diridai. Mempelajari dan mengamalkan agama islam sangat diperlukan bagi
penganutnya, agar tidak terjerumus pada
hal-hal yang merugikan diri semdiri dan orang lain. Di zaman modern, orang
terlalu mudah terpengaruh dengan budaya luar yang tidak sesuai dengan ajaran
agama Islam.
Pendidikan agama tidak terlepas dari pengajaran agama,
yaitu pengetahuan yang ditujukan pada pikiran, jiwa, dan kepribadian yang
berisikan hukum-hukum, syarat-syarat, kewajiban-kewajiban, batas-batas, dan
norma-norma yang harus dilakukan. Islam sebagai agama terakhir, memiliki
karakteristik yang khas dibandingkan dengan agama-agama yang datang sebelumnya.
Kehadiran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad
saw., dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan
batin. Di dalamnya terdapat kajian dan petunjuk tentang bagaimana seharusnya
manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti
yang seluas-luasnya. Mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif.
Menghargai akal pikiran manusia melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, mengutamakan waktu, persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap
positif lainnya. Namun kenyataan Islam sekarang menampilkan keadaan Islam yang
jauh dari cita-cita ideal tersebut.
Oleh karena itu permasalahan ini diangkat, yakni
keterkaitan antara Islam denga ilmu pengetahuan yang berdasarkan Alqur’an dan
hadis. Umat Islam diwajibkan oleh Allah untuk menuntut ilmu pengetahuan dunia
ataupun akhirat. Karena agama Islam adalah agama yang bersandarkan pada ilmu
pengetahuan dan amal yang sempurna.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan Metodologi Studi Islam?
2. Bagaimana
kebutuhan manusia terhadap agama?
3. Bagaimana
pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam memahami agama secara umum?
4. Apa
pengertian dan sumber ajaran Islam?
5. Bagaimana
karakteristik agama Islam?
6. Bagaimana
posisi Islam diantara agama-agama di dunia?
7. Bagaimana
Islamisasi ilmu pengetahuan?
1.3 Tujuan
1. Untuk
memahami pengertian metodologi studi Islam.
2. Untuk
memahami kebutuhan manusia terhadap agama.
3. Untuk
memehami pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam memahami agama secara
umum.
4. Untuk
memahami pengertian dan sumber ajaran Islam.
5. Untuk
memahami karakteristik agama Islam.
6. Untuk
memahami posisi Islam diantara agama-agama di dunia.
7. Untuk
memahami Islamisasi ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Metodologi Studi Islam
1. Pengertian
Metode adalah suatu
ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam disiplin
tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.[1]
Menurut islam (terminology), metode adalah ajaran yang
memberi uraian, pejelasan, dan penentuan nilai.[2]
Hugo F. Reading mengatakan bahwa metode adalah
kelogisan penelitian ilmiah, system tentang prosedur dan teknik riset.[3]
Metode adalah suatu ilmu yang member pengajaran
tentang system dan langkah yang harus ditempuh dalam dalam mencapai suatu
penyelidikan keilmuan.
Dari pemaparan di atas dapat terungkap bahwa
pengertian metodologi studi islam adalah usaha komprehesif secara ilmiah
melalui berbagai pendekatan teori penelitian disiplin ilmu untuk mempelajari
agama islam dan peran-fungsinya dalam kehidupan umat manusia.
2. Metode
Studi-Studi Ilmu Keislaman
Studi islam bertujuan mengubah pemahaman dan penghayatan keislaman
masyarakat inter dan antaragama.[4]
Sains islam sebagai mana dikemukakan Husseein Nasr adalah sains yang
dikembangkan oleh hukum muslim sejak abad islam kedua.[5]
2.2 Kebutuhan
Manusia Terhadap Agama
Ada
tiga faktor yang menyebabkan manusia memerlukan agama. Faktor tersebut adalah:
1. Faktor kondisi
manusia
Kondisi
manusia terdiri dari beberapa unsure, yaitu unsur jasmani dan unsur rohani. Unsur jasmani
membutuhkan pemenuhan yang bersifat fisik jasmaniah. Unsur rohani membutuhkan
pemenuhan yang bersifat psikis ( mental ) rohaniah. Kedua hubungan tersebut
sangat erat dalam usaha menciptaka hidup bahagia. Oleh karena itu, kondisi
seperti ini hakikatnya menuntut agar semua kebutuhan itu dapat terpenuhi, dalam
mewujudkan hidup harmonis, bahagia, sejahtera, termasuk kebutuhan rohani
seorang yaitu agama.
2. Faktor status
manusia
Manusia
dengan kelengkapan yang dimiliki, Allah menempatkan mereka pada permukaan yang
paling atas dalam garis horizontal sesame makhlik hidup. Agamalah yang
mengajarkan manusia mengenal Tuhannya dan menjelaskan cara-cara berhubungan
dengan sang pencipta.
3. Faktor sruktur
dasar kepribadian manusia
Dilihat dari
struktur dasar kepribadian manusia, maka disitu pulalah dapat dilihat kebutuhan
manusia itu terhadap agama. Didalam psikologis dikatakan bahwa ada lima macam dorongan
keinginan manusia untuk berbuat dan mewujudkan kehendaknya, yaitu :
1. Dorongan psikis ( jasmani )
2. Dorongan emosional ( perasaan )
3. Dorongan sosial bergaul ( bermasyarakat )
4. Dorongan mental ( beragama dan bermoral)
5. Dorongan tanggung jawab manusia
Ada
3 alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama. Alasan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Fitrah manusia
2. Adanya nafsu
(An-Nafs)
3. Tantangan
manusia
Untuk memahami hakikat manusia yang beragama di
perlukan pendekatan manusia itu sendiri dalam memahami agama. Pendekatan”
tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan historis, pendekatan sosiologis,
pendekatan sosial budaya, dan pendekatan pesikologi.
Agama islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada
Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril dan bertujuan untuk menyempurnakan akhlak
manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Di kalangan Indonesia terdapat kesan bahwa
islam bersifat sempit. Kesan itu timbul dari salah satu pengertian tentang
hakikat islam. Kekeliruan paham itu terjadi karna kurikulum pendidikan agama
islam yang banyak dipakai diIndonesia ditekankan pada pengajaran ibadah, fikih,
tauhid, tafsir,hadis, dan bahasa arab.
Pengertian agama islam menurut istilah (islam sebagai
agama) adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia
melalui Nabi Muhammad saw. sebagai rasul.
Dalam islam terdapat ajaran-ajaran yang bermaksud untuk membina manusia
berjiwa bersih dan berbudi pekerti luhur. Dari individu-individu yang berjiwa
bersih dan berbudi pekerti luhurlah manusia yang dapat dibina. Sebagai umat
islam yang percaya pada ajaran islam, wajib memelihara dan menjaga ajaran islam
agar tidak punah dari permukaan bumi ini.
2.3 Pendekatan-pendekatan yang dapat Digunakan
dalam Memahami Agama Secara Umum
Berbagai Pendekatan Dalam Memahami
Agama
1. Pendekatan
Historis
Historis adalah asal-usul, silsilah, kisah, riwayat,
dan peristiwa.[6]Histori
merupakan suatu ilmu yang didalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan
memperhatikan unsure tempat, waktu, objek, dan latar belakang peristiwa
tersebut.[7]Melalui
pendekatan ini seorang diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnya berkenaan
dengan penerapan suatu peristiwa.
Pendekatan sejarah ini amat dibutuhkan dalam memahami
agama karena agama itu sendiri turun dalam situasi konkret,bahwa berkaitan
dengan kondisi social masyarakat.Sejarah membuktikan bahwa pendekatan histori
ini berlaku di Indonesia
dengan masuknya islam pada abad ke-7 M/1 H. Tetapi baru meluas pada abad ke-13.
Beberapa kerajaan islam sebagai bukti pendekatan historis ini, yaitu : Samudra
pasai, Perlak, Aceh Darussalam.
2. Pendekatan
sosiologi
Sosiologi adalah
ilmu kemasyarakatan, iu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan
dengan masyarakat atau sifatnya masyarakat.[8]Dapat
juga didefinisikan sebagai suatu ilmu yang mengganbarkan tentang keadaan
masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan, serta berbagai gejala social
lainnya yang saling berkaitan .Jadi, pendekatan sosiologi adalah mempersoalkan
fungsi dan perkembangan integrasi-intergrasi sosial atau getaran-getaran social
keagamaan.
Agama telah dicirikan sebagai pemersatu aspirasi
manusia,sebagai sejumlah besar moralitas, sumber tatanan masyarakat dari perdamaian bagi
individu sebagai sesuatu yang memuliakan dan membela manusia yang beradap.dalam
sosiologi kebudayaan dengan studi yang detail mengenai masyarakat islam dari referensi
mengenai iman,bahwa salah satu masalah pokok dalam perkembangan islam adalah dominasi patimonia.[9]
3. Pendekatan Teologis Normatif
Pendekatan ini dalam memahami agama secara harfiah
dapat diartikan sebagai upaya memahami agama dengan menggunakan empiris dari
suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar.[10]Dalam
pendekatan teologis memahami agama adalah pendekatan yang menekankan bentuk
formal symbol-simbol keagamaan, mengklaim sebagai agama yang paling benar, yang
lainnya salah sehingga memandang bahwa paham orang lain itu keliru, kafir,
sesat, dan murtad.Pendekatan ini juga cenderung tertutup, tidak ada dialog yang
saling menyalahkan dan menafsirkan, yang pada akhirnya terjadi
pembagian-pembagian umat, tidak ada kerja sama dan tidak terlihat adanya
kepedulian sosial.pendekatan teologis juga erat kaitannya dengan ajaran pokok
Tuhan yang didalamnya belum terdapat penularan pemikiran manusia.dalam kaitan
ini agama tampil prima dengan seperangkat cirinya yang khas[11].
4. Pendekatan
Sosial Budaya
Budaya adalah pikiran dan akal budi.Kebudayaan adalah
segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia sebagai hasil pemikiran danakal budi
daya.[12]Dalam
kamus umum bahasa Indonesia,kebudayaan adalah sebagai hasil kegiatan dan
penciptaan bati manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dan berarti
pula kegiatan batin untuk menciptakan sesuatu.Pendekatan yang demikian
selanjutnya dapat pula digunakan untuk memahami agama yang terdapat pada data
empirisnya atau agam yang tampil dalam bentuk formal dimasyarakat.Melalui
pemahaman kebudayaan tersebut dapat mengambil ajaran agama.
5. Pendekatan
Antropologi
Antropologi adalah ilmu tentang manusia khususnya
tentang asal-usul , aneka warna bentuk fisik, adat istiadat dan kepercayaan
pada masa lampau.[13]
Ilmu antopologi ini bertujuan untuk memperoleh suatu pemahamn totalitas manusia
sebagai makhluk hidup, baik dimasa lampau maupun sekarang.Pendekatan antopologi
dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya dalam memahami
agama dengan melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat. Melalui pendekatan antopologi dapat dilihat bahwa agama ternyata
berkorelasi dengan kerja dan perkembangan ekonomi suatu masyarakat.
6. Pendekatan Psikologi
Psikologi adalah
ilmu jiwa yang menyelidiki tentang keadaan jiwa orang berdasarkan cara
berfikir.[14]
Pendekatan yang digunakan dalam membangun psikologi islam,seperti pernah
dipraktekkan oleh para psikolog musim dahulu,yaitu meliputi tiga aspek,Yaitu
sebagai berikut:
a. Aspek
skriptualistis, yaitu pendekatan pengkajian islam yang didasarkan atas
teks-teks Al-qur’an ataupun hadis secara literal.
b. Aspek
fisiosofis, yaitu pendekatan pengkajian psikolog islam berdasarkan atas
prosedur berpikir spekulatif.
c. Aspek
sufistik tasawuf, yaitu pendekatan pengkajian psikologi islam yang didasarkan
pada prosedur intuitif(Al-Baddiyah),ilham, dan cita rasa (Az-zawqiyah).
Dalam ilmu jiwa ini seseorang
mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati, dipahami, dan diamalkan seseorang.
2.4 Pengertian
dan Sumber Ajaran Islam
1. Pengertian
Agama islam adalah satu-satunya
agama di sisi Allah yang diridai. Kebenaran diridainya agama islam ini,
sebagaimana firman Allah SWT:
19. Sesungguhnya
agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang
yang Telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada
mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir
terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
`[189] maksudnya ialah kitab-kitab yang diturunkan
sebelum Al Quran.
85 Barangsiapa
mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
Beberapa pendapat tentang definisi agama yang
dirumuskan oleh para ahli dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Durkheim
Dalam buku gambaran pertama bagi penghidupan keagamaan
menegaskan bahwa kelapangan kritik untuk menarik suatu kesimpulan pendapat yang
menurut pendapatnya adalah makna yang lengkap (jami’ mani’). Makna agama serupa
dengan apa yang di belakang akal, yaitu segala sesuatu yang lebih tinggi
daripada pencapaian pendapat akal kita. Tegasnya agama adalah suatu bagian dari
pengetahuan yang tidak dapat dicapai oleh ilmu pengetahuan biasa dan tidak
dapat diperoleh dengan pikiran saja.
2) Brunetiere
Ia mendefinisikan agama sebagai sesuatu yang lain dari
biasa. Pendapat ini tidak disetujui oleh Durkheim, sebab ia membawa apa yang
dikatakan agama itu lebih jauh daripad makna sebenarnya. Agama adalah sejumlah
kepercayaan dan pesan yang harus mengarahkan tingkah laku terhadap Allah,
manusia, dan terhadap alam semesta.
3) Asy-Syahrrastani
Dalam buku Al-Milal wa An-Nihal berpendapat bahwa
agama adalah ketaatan dan kepatuhan yang terkadang bisa diartikan sebagai
pembalasan dan perhitungan (amal perbuatan di akhirat).
Kata islam berasal dari bahasa Arab yang mempunyai
bermacam-macam arti di antaranya sebagai berikut:
a. Salam yang artinya selamat, aman sentosa, sejahtera. Terdapat
dalam Al-quran surath Al-An’am ayat 54; surah Al-A’raf ayat 46; dan surah
An-Nahl ayat 32.
b. Aslama
yang artinya menyerah atau masuk islam. Terdapat dalam Al-qur’an surah
Al-Baqarah ayat 112; surah Ali-Imran ayat 20 dan 83; surah An-Nisa’ ayat 125
dan surah Al-An’am ayat 14.
c. Silmun
yang artinya keselamatan atau perdamaian. Terdapat pada surah Al-Baqarah ayat
128 dan surah Muhammad ayat 35.
d. Sulamun
yabg artinya tangga, kesadaran.
2. Sumber Asli
Ajaran Islam
a. Al qur’an
Secara bahasa para ulama memberikan pendapat yang
beragam. Menurut Subhi As-Salih, Alqur’an adalah mukjizat yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw. yang tertulis dlam mushaf yang diriwayatkan dengan
cara mutawatir dan dipandang sebagai ibadah bagi yang membaca. Alqur’an sebagai
kitab suc mempunyai beberapa nama, yaitu:[15]
1)
Alqur’an artinya bacaan.
2)
Alkitab artinya yang ditulis.
3)
Al-furqan artinya pemisah.
4)
Az-zikru artinya peringatan.
b. Hadis
nabi/Sunah Nabi
Hadis dapat diartikan berita atau perkataan dari nabi.
Sunah adalah sesuatu hal yang sudah biasa dilakukan, baik tentang persoalan
hukum, sosial, maupun agama.
Hadis atau sunah dapat dibagi menjadi tiga macam,
yaitu sebagai berikut:
1)
Sunah qauliyah
2)
Sunah fi’liyah
3)
Sunah taqririyah
c. Ijma’
Kata ijma’ berarti sepakat atau berkumpul. Secara
etimologis ijma’ berarti “kesepakatan” (kebetulan pendapat) para ulama, ahli
ijtihad pada suatu masa setelah Nabi Muhammad saw. wafat tentang ajaran atau
hukum islam yang belum ada ketetapannya dalam Alqur’an atau hadis Nabi.
d. Qiyas
Berarti mengukur atau mempersamakan sesuatu dengan
sesuatu yang lain. Qiyas adalah mempersamakan sesuatu kejadian yang belum ada
ketentuan rukunnya didalam alqur’an atau hadis dengan sesuuatu yang sudah ada
ketentuan hukumnya dengan hukum yang ditetapkan dengan nash tersebut karena ada
persamaan.
2.5 Karakteristik
Agama Islam
1. Pengertian
Istilah “Karakteristik Ajaran Islam” terdiri dari dua
kata : karakteristik dan ajaran islam. Kata karakteristik dalam Kamus Bahasa
Indonesia , diartikan sesuatu yang mempunyai karakter atau sifatnya yang khas.
Islam dapat diartikan agama yang diajarkan Nabi Muhammad SAW yang berpedoman
pada kitab suci alquran dan diturunkan melalui wahyu Allah SWT.[16]
Ensiklopedi Islam Indonesia, mendefinisikan bahwa Islam adalah agama Tauhid
yang ditegakkan oleh Nabi Muhammad SAW selama 23 tahun diMekah dan Madinah yang
inti sari Islam berserah diri atau taat sepenuh hati pada kehendak Allah SWT,
demi tercapainya kepribadian yang bersih, hubungan yang harmonis, dan damai
sesama manusia serta sejahteraan dunia dan akhirat.[17]
Ajaran Islam mengandung berbagai arti pula, yaitu
sebagai berikut:
1)
Menurut dan menyerahkan. Orang yang memeluk Islam
adalah orang yang menyerahkan diri kepada Allah dan menurut segala ajaran yang
telah ditentukan-Nya.
2)
Sejahtera, tidak tercela, tidak cacat, selamat, tentram
dan bahagia. Ini berarti bahwa setiap
muslim adalah orang sejahtera, tentram, selamat, dan bahagia, baik didunia
maupun diakhirat dengan tuntutan ajaran Rabbul ‘Alamin.
3)
Mengaku, menyerahkan, dan menyelamatkan.berarti orang
islam yang mengaku dengan sadar adanya Allah SWT, kemudian ia menyerahkan diri
kepada kekuasaan-Nya dengan menurut segala titah dan firman-Nya sehingga ia
selamat didunia dan akhirat.
4)
Damai dan sejahtera. Bahwa islam adalah agama yang
membawa kedamaian dan perdamaian.[18]
Dari segi bahasa islam berasal dari bahasa arab yaitu
salima yang berarti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima diubah
menjadi kata aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Dari
definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa karakteristik ajaran islam adalah
suatu karakter yang harus dimiliki oleh setiap umat muslim dengan berpedoman
kepada Alquran dan hadis dalam berbagai bidang ilmu dan kebudayaan, pendidikan,
sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memiliki ciri-ciri khas tersendiri.
2. Pembahasan
Karakteristik
a. Bidang Ilmu
dan Kebudayaan
Kebudayaan adalah penjelmaan (manifestasi) akal dan
rasa manusia. Menurut bahasa, kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta, yaitu
budh yang berarti akal. Kemudian kata budh diubah menjadi kata budhi dan
jamaknya budaya. Dalam bahasa arab kebudayaan yaitu Ats-Tsaqafah, dalam bahasa
inggris yaitu culture, dalam bahasa belanda yaitu cultuur, dalam bahasa latin
yaitu cultura.[19]
Abdul Qadir Audah mendefinisikan islam sebagai berikut:
1)
Al-islam ‘Aqidah wa Nizham (islam adalah kepercayaan
dan sistem)
2)
Al-islam Dinun wa Daulah (islam adalah agama dan
negara)
Kebudayaan islam mengandung tiga unsur yang sangat prinsipiil sebagai
berikut:
a)
Kebudayaan Islam adalah ciptaan orang islam.
b)
Kebudayaan Islam adalah didasarkan kepada ajaran islam.
c)
Kebudayaan Islam merupakan pencerminan dari ajaran
islam.
Kebudayaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
a)
Kebudayaan immaterial. Kebudayaan ini bersifat abstrak,
terdiri dari ilmu pengetahuan, seni, kaidah-kaidah budaya, bahasa, teknik,
politik dan pendidikan.
b)
Kebudayaan material. Kebudayaan ini bersifat konkret,
terdiri dari alat penguasaan alam, alat-alat perlengkapan hidup seperti
pakaian,perumahan, alat rumah tangga, alat produksi, dan senjata.
Ajaran islam yang mendorong umatnya untuk menciptakan kebudayaan islam
didasarkan empat faktor yaitu:
a)
Islam menghormati akal dan menyuruh manusia
mempergunakan akalnya untuk memikirkan keadaan alam.
b)
Islam mewajibkan kepada pemeluknya untuk menuntut ilmu.
c)
Islam melarang bertaklid buta, menerima sebelum
diperiksa dan diteliti.
d)
Islam menyuruh memeriksa dan membuktikan kebenaran.
b. Bidang Sosial
Ilmu sosial adalah ilmu yang berhubungan dengan
masyarakat atau lingkungan sekitarnya.[20]
Ensiklopedi Oxford menyebutkan ilmu sosial adalah ilmu yang membahas secara
kritis dan afirmatif terhadap sistem agama islam atau aplikasi ilmu-ilmu sosial
dalam mengkaji gejala sosial yang dipengaruhi oleh islam.[21]
Ilmu sosial dapat mengalami kemandekan dalam
memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Ilmu sosial tidak hanya
menjelaskan fenomena sosial, tetapi dapat memecahkan secara memuaskan. Menurut
Kuntowijoyo ilmu sosial sangat diperlukan, yakni ilmu sosial yang tidak hanya
menjelaskan dan mengubah fenomena sosial, tetapi juga memberikan petunjuk
kearah transformasi. Dilakukan untuk apa, oleh siapa, dan ilmu sosial yang
mampu mengubah penomena berdasarkan cita-cita etik dan frofetik tertentu.
Perubahan didasarkan tiga hal. Pertama, cita-cita
kemanusiaan. Kedua, liberalis. Ketiga, transendensi. Dengan ilmu sosial yang
demikian, maka umat islam dapat meluruskan gerak langkah perkembangan ilmu
pengetahuan yang terjadi saat ini dan juga dapat meredam berbagai kerusuhan
sosial dan tindakan kriminal lainnya yang saat ini mewarnai kehidupan.[22]
Keadilan sosial adalah tujuan dan juga jalan masalah
sosial. Dikatakan tujuan karena suatu masyarakat yang didirikan atas
dasar-dasar yang sehat niscahya keadilan sosial dapat merata dan terjamin
diantara anggotanya.
Islam banyak menunjukan jalan dan cara menuju
tercapainya kehidupan sosial yang harmonis.[23]
Diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Salat jamaah dimasjid adalah slah satu praktek dalam menanankan
rasa persamaan dan persaudaraan sesama manusia.
2) Setahun sekali kaum muslimin dari seluruh dunia mengunjungi ke
masjidil haram di Mekkah dalam menunaikan ibadah haji.
3) Dalam bulan ramadhan umat islam selalu menjalankan ibadah puasa.
4) Islam berusaha mengurangi perbedaan yang mencolok antara orang
yang punya dan yang tidak punya dan berusaha mendekatkan hubungan anatara yang
kaya dan miskin.
Tujuan kehidupan menurut agama islam adalah sebagai berikut:
1) Kehidupan
sosila islam memberikan taraf hidup yang sangat tinggi.
2) Kehidupan
sosial islam menghendaki rakyat bekerja sama dengan pemerintah untuk
merealisasikan pengayoman masyarakat.
3) Kehidupan
sosial islam menetapkan bahwa pemerintah dan aparatnya tunduk terhadap kehendak
rakyat (melalui wakilnya diparlemen).
4) Kehidupan
sosial islam dilaksanakan dengan prinsip-prinsipnya untuk warga dalam suatu
negara, baik dari golongan muslim atau bukan.
c. Bidang Ekonomi
Dalam bahasa yunani ekonomi berasal dari kata oikos
dan nomos, artinya peraturan rumah tangga.[24]
Kamus Bahasa Indonesia mengartikan ekonomi sebagai ilmu yang menyelidiki penghasilan
manusia, pendistribusian, pemakaiannya, kekayaannya, berhubyngan juga dengan
pengolahan barang industri, pertanian, dan perdagangan.[25]
Ekonomi islam terdiri dari dua bagian. Pertama,
bersifat tetap. Kedua, dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan. Ekonomi islam yang
bersifat tetap ialah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari
alquran dan hadis. Ekonomi islam yang dapat berubah ialah bangunan perekonomian
yang didirikan atas landasan dasar-dasar alquran dan hadis tersebut sesuai dengan
tiap lingkungan dan masa.[26]
Ciri-ciri ekonomi islam secara khusus adalah sebagai
berikut:
a)
Ekonomi islam merupakan bagian dari sistem ekonomi
islam.
b)
Ekonomi islam merealisasikan keseimbangan individu
dengan kepentingan masyarakat.[27]
Asas-asas pokok pendirian ekonomi menurut islam ada lima macam yaitu sebagai
berikut:
a)
Kewajiban usaha (wujubul amal).
b)
Membasmi pengangguran (maqtul bithalah).
c)
Mengakui hak milik (iqrarul milkiyah asy-syakhshiyah).
d)
Tunduk dibawah kesejahteraan sosial.[28]
Nilai-nilai dasar sistem ekonomi islam berbagai
menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut:
a)
Nilai dasar pemilikan dalam sistem ekonomi islam.
b)
Keseimbangan, merupakan nilai dasar yang pengaruhnya
terlihat pada berbagai aspek tingkah laku ekonomi misalnya kesederhanaan,
berhemat (parsimony), dan menjauhi pemborosan (extravagence).
c)
Nilai dasar sistem ekonomi yang ketiga adalah keadilan.[29]
Tujuan ekonomi islam adalah sebagai berikut:
a)
Memenuhi kebutuhan hidup seseorang secara lengkap dan
sederhana.
b)
Memenuhi kebutuhan keluarganya.
c)
Memenuhi kebutuhan jangka panjang.
d)
Memberikan bantuan sosial dan sumbangan menurut jalan
Allah SWT.[30]
d. Bidang
Kesehatan
Kesehatan berasal dari kata sehat yang merupakan sehat
jasmani dan rohani, sehat lahir batin. Islam sangat memperhatikan kesehatan
dengan cara: pertama, mengajak dan menganjurkan untuk menjaga kebersihan diri
dari lingkungan. Kedua, mempertahankan kesehatan yang dimiliki seseorang agar
tetap sehat.
Anjuran islam untuk menjaga kesehatan dapat dirumuskan
dalam bentuk perintah,yaitu:
1) Bersuci dari hadas
meliputi dua jenis
a. Mandi janabat
Adalah
mandi dengan niat untuk menghilangkan hadas besar yaitu menyiram air keseluruh
tubuh.
b. Wudu
2) Membersihkan
badan dari najis
Ini didasarkan pada nash alquran dan hadis,yaitu sebagai berikut:
a. Dan
bersihkan pakaianmu
b. Ketika
A’rabi buang air kecil dalam masjid, Rasulullah berkata: “tuangi air seni itu
dengan setimbah air” (HR. Al-Bukhari dam muslim)
c. Istinjak
Air
seni anak perempuan dibasuh, air seni anak laki-laki disiram
d. Anjuran
untuk membersihkan gigi
3) Allah
mencintai orang yang bersih
Rasulullah bersabda bahwa kebersihan itu sebagian dari iman (HR. Muslim)
4) Perintah
menyamak kulit dan membersihlan bejana
Rasulullah
bersabda : apabila disamak kulit binatang, maka menjadi suci (HR. Muslim)
Rasulullah bersabda : Bersihkanlah bejana kalian apabila dijilat anjing,
yaitu dengan mencuci tujuh kali dan salah satunya dengan tanah (HR. Muslim)
Zakiah Daradjat menyebutkan bahwa kesehatan mental
adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi kejiwaan dan
terciptanya penyesuaian diri antara manusia dan dirinya sendiri, dan
lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai
hidup yang bermakna dan bahagia dunia dan akhirat.
Selanjutnya ia menguraikan secara rinci sebagai berikut:
1) Pengertian
“terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan”
adalah berkembangnya seluruh potensi kejiwaan secara seimbang sehingga manusia
dapat mencapai kesehatan lahir dan batin, jasmani dan rohani, terhindar dari
pertentangan batin, keguncangan jiwa, kebimbangan dan keraguan, serta tekanan
perasaan dalam menghadapi berbagai dorongan atau keinginan.
2) Pengertian
“terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya” adalah usaha
seseorang untuk melakukan penyesuaian diri yang sehat terhadap dirinya, yang
mencangkup pembangunan dan pengembangan seluruh potensi yang terdapat dalam
dirinya, berkemampuan untuk memanfaatkan potensi dan daya itu seoptimal
sehingga penyesuaian diri membawa kepada kesejahteraan dan kebahagiaan diri dan
orang lain.
3) Pengertian
“penyesuaian diri yang sehat dengan lingkungan atau terhadap masyarakat” adalah
mengandung tuntunan terhadap seseorang untuk meningkatkan keadaan masyarakat.
4) Pengertian
“berlandaskan keimanan dan ketakwaan” adalah bahwa masalah keserasian yang
sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan, penyesuaian diri antara manusia
dengan dirinya dan lingkungannya hanya dapat terwujud secara sempurna, apabila
usaha itu berdasarkan keimanan.
5) Pengertian
“bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia didunia dan akhirat”
adalah tujuan dari ilmu kesehatan mental untuk mewujudkan kehidupan yang baik,
sejahtera, bahagia bagi manusia secara lahir batin dunia dan akhirat.[31]
Tanda-tanda kesehatan
mental menurut M. Mahmud terdapat sembilan macam, yaitu sebagai berikut:
1) Kemapanan,
ketenangan, rileks batin dalam menjalankan kewajiban, baik kewajiban terhadap
dirinya, masyarakat, maupun Tuhan.
2) Mewadahi
dalam beraktivitas
3) Menerima
keberadaan dirinya dan keberadaan orang lain
4) Adanya
kemampuan untuk memelihara atau menjaga diri
5) Kemampuan
untuk memikul tanggung jawab, baik tanggung jawab keluarga, sosial, maupun
agama
6) Memiliki
kemampuan untuk berkorban dan menebus kesalahan yang diperbuat
7) Kemampuan
individu untuk membentuk hubungan sosial yang baik dilandasi dengan sikap
saling percaya dan saling mengisi
8) Memiliki
keinginan yang realistis, sehingga dapat diraih secara baik
9) Adanya
rasa kepuasan, kegembiraan, kebahagiaaan dalam menyikapi dan menerima nikmat.[32]
e. Karakteristik Bidang Politik
Menurut Miriam Budiardjo ilmu
politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem dalam suatu negara
yang menyangkut proses dari sistem itu dan melaksanakan tujuan itu.[33]
Tujuan politik islam adalah sebagai berikut:
a)
Untuk melaksanakan ketentuan agama sesuai dengan
perintah Allah dan Rasul-Nya dengan ikhlas.
b)
Memperlihatkan dan mengurus persoalan duniawi seperti
menghimpun dana dari sumber-sumber yang sah, menyalurkan kepada yang berhak
menerimanya, dam mencegah kezaliman.
f. Bidang
Pekerjaan
Dari segi bahasa pekerjaan dapat diartikan segala
sesuatu yang dilakukan atau dikerjakan seseorang, seperti membajak, mencangkul,
menanam padi, dan berbagai macam pekerjaan lainnya.[34]
Langkah-langkah dalam menghasilkan kerja siap pakai,
produktif, dan berkualitas berdasarkan perkembangan masa kini adalah sebagai
berikut:
a)
Pendidikan formal.
b)
Pendidikan nonformal.
c)
Pendidikan informal.
d)
Pembinaan fisik.
e)
Pembinaan mental (al-akhlaq al-karimah).[35]
Manfaat bekerja bagi kehidupan umat manusia yaitu
sebagai berikut:
a. Dapat memenuhi
atau mencukupi kebutuhan hidupnya.
b. Dapat mencapai
kesuksesan dalam kehidupannya.[36]
c. Ibadah kepada
Allah SWT.
g. Bidang Disiplin Ilmu
Ditinjau dari bahasa disiplin dapat diartikan suatu
aturan yang ketat, tata tertib yang harus dipatuhi.[37]
Menurut Muhammad Yunus dalam bukunya “Pendidikan Agama Islam” untuk SLTP kelas
1, disiplin ialah suatu sikap dan patuh dalam menjalankan peraturan atau tugas,
apapun kesulitan dan rintangannya.[38]
Disiplin ilmu adalah suatu sikap taat terhadfap
peraturan tentang suatu bidang ilmu yang tersusun secara sistematis untuk
menciptakan berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rugilah orang-orang yang pemalas, lalai, dan tidak
disiplin. Orang yang beruntung adalah orang-orang yang pandai memanfaatkan
waktu dan orang-orang tersebut memiliki kriteria sebagai berikut:
a)
Orang yang beriman kepada Allah SWT.
b)
Orang yang selalu melakukan amal soleh.
c)
Orang yang saling menasehati.
d)
Orang yang sabar dalam bekerja
Ciri-ciri orang yang disiplin adalah:
a)
Dapat mengatur waktu dengan baik untuk melakukan
sesuatu yang berguna.
b)
Menaati peraturan yang sudah ditetapkan, selama
peraturan itu tidak bertentangan dengan ajaran Allah dan Rasul.
c)
Teguh, kokoh, mempunyai pendirian, tidak mudah
terpengaruh oleh hal-hal yang buruk dan merugikan bagi siapapun datangnya.
d)
Gigih, ulet, tidak pantang menyerah didalam mencapai
keinginan atau cita-cita.[39]
Tokoh-tokoh islam yang sangat
disiplin dalam pekerjaan dan dapat dicontoh semua orang dalam berbagai disiplin
ilmu adalah sebagai berikut:
a)
Ilmu kedokteran, tokoh-tokohnya: Ar-Razi, Ali Abbas,
Ibnu Sina, Ali bin Isa, Al-Hasan Ibnu Haytam, Ibnu Rusd, Al-Biruni, Al-Baitar
Ali Ibnu Ridwan, dan Jabbir Ibn Hayyan.
b)
Ilmu matematika. Tokoh-tokohnya: Al-Khawarizmi,
Al-Battani, dan Abi Wafa.
c)
Ilmu filsafat. Tokoh-tokohnya: Ibnu Sina, Ibnu Rusyd,
Al-Ghazali, Ibnu Khaldun, Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Maskawih, dan Ibnu
Al-Haitam.[40]
2.6 Posisi
Islam Diantara Agama-agama di Dunia
Islam sebagai agama terakhir, memiliki karakteristik
yang khas dibandingkan dengan agama-agama yang datang sebelumnya. Agama islam
adalah satu-satunya agama di sisi Allah yang diridai.
Agama di muka bumi ini terdiri dari dua agama besar,
yaitu
1. Agama
samawi (tauhid)
Agama samawi adalah agama yang turun dari hadirat yang
Maha Tinggi, yaitu agama yang berasal dari Tuhan yang menjadikan sekalian alam.
Adapun agama samawi yang masih ada sampai sekarang ini
adalah sebagai berikut:
a. Agama islam
Fungsi ajaran islam
Tujuan hidup muslim merupakan perwujudan fungsi-fungsi islam dalam
kehidupan manusia dan masyarakat yang beriman dan bertakwa. Fungsi-fungsi islam
dalam kehidupan itu adalah sebagai berikut:
a) Islam sebagai agama Allah
b) Islam sebagai alamat
(panggilan) Allah
c) Islam sebagai rumah yang
dibangun oleh Allah
d) Islam sebagai kalimah komando
(perintah)
e) Islam sebagai
shiratul-mustaqim.
f) Islam sebagai tali Allah
g) Islam sebagai shibghah Allah
h) Islam sebagai kendaraan (alat)
yang dipersiapkan Allah.[41]
b. Agama kristen
Adapun pokok-pokok kepercayaan agama kristen adalah sebagai berikut:
a) Keyakinan
Tuhan yang tiga (tritunggal atau trinitas)
b) Meyakini
bahwa Isa Al-Masih itu anak Tuhan, lahir ke dunia dengan rupa anak Adam, guna
menembus dosa Adam dan semua anak cucunya.
c) Tuhan
bapak menyerahkan kepada Tuhan anak (Yesus) untuk pertimbangan dosa manusia,
karena pada suatu ketika ia lahir ke dunia dengan rupa manusia, ia lebih dekat
dan lebih mengetahui tentang hal manusia.[42]
c. Agama
yahudi
Pengajaran agama yahudi berpokok kepada pengajaran
yang dibawa oleh Nabi Musa dengan kitab suci taurat, sekarang disebut
perjanjian lama. [43]Syariat
yang dibawa oleh nabi Musa adalah agama tauhid, mengakui adanya Allah Yang Maha
Esa. Tetapi sesudah beliau wafat terdapatlah perubahan-perubahan yang dilakukan
oleh ulama-ulama Yahudi sendiri, sehingga agama tauhid ini bercampur dengan
syirik, khufarat, takhayul, dogma, dan berbagai bid’ah.
2. Agama
thabi’y (ardhi)
Adalah agama yang timbul dari agama-agama khayalan
manusia belaka. Agama-agama thabi’y yang terkenal adalah sebagai berikut:
a. Hindu
Peradaban yang sama di sepanjang pantai dari Laut Tengah sampai ke Teluk
Banggala terdapat peradaban yang sama. Peradaban ini sedikit demi sedikit
meningkat kepada perkembangan yang tinggi.[44]
Pemujaan terhadap dewa sudah dimulai dam menjadi agama yang disebut Hindu.
b. buddha
Ajaran buddha tidak bertitik tolak dari Firman Tuhan.
Hubungannya dengan alam semesta dan seluruh isinya, termasuk manusia, dari
keadaan yang dihadapi manusia, terbebas dari lingkaran Sukkha yang selalu
mengiringi hidupnya, didasari pada sabda Sidharta Gautama.
c. kong fu tse
Ajaran kong fu tse secara
garis besar adalah sebagai berikut:
a) Manusia
itu asalnya baik dan ia mempunyai sifat-sifat seperti yang dipunyai oleh langit.
b) Manusia
wajib menjaga sifat samawi padanya yang tetap suci murni, kecuali itu manusia
wajib menolong sesama manusia, agar sifat-sifat samawi mereka tetap suci murni.
c) Negara
harus berdasarkan sifat samawi manusia itu.
d) Bukan
kecakapan dan kecerdasan yang terutama menjadikan seseorang patut menjadi
pegawai pemerintah, melainkan keluhuran jiwanya, yakni kemurnian sing-nya.
e) Sesuatu
negara dapat damai meliputi rakyatnya yang bahagia, bila raja dan
m,enteri-menterinya mendasarkan pemerintahannya atas sifat-sifat samawi mereka.[45]
d. Shinto
Sendi-sendi ajaran Shinto dapat disimpulkan dalam lima perkara sebagai berikut:
a) Api suci
b) Kesucian roh
c) Kebersihan
diri
d) Memelihara
pergaulan
e) Rusaknya jiwa.[46]
e. Agama majusi
Ciri-ciri bentuk agama majusiadalah sebagai berikut:
a) Mempunyai
ajaran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
b) Adanya ajaran
ibadah dan pemujaan
c) Mempunyai
hukum-hukum, syariat, dan aturan akhlak
d) Mempunyai
kitab suci sendiri
2.7 Islamisasi
Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah ilmu yang dikaji dari
nilai-nilai agama. Hubungan ialam dengan ilmu pengetahuan sangat erat
kaitannya, karena ialam tanpa ilmu pengetahuan berarti buta. Iman tanpa ilmu
pengetahuan dapat menyebabkan musyrik. Adapun hubungan islam dengan ilmu
pengetahuan adalah sebagai berikut.
1. Ilmu Sosial
Ilmu social adalah ilmu yang berhubungan dengan
kegiatan sosial kemasyarkatan. Termasuk ilmu social adalah seluruh kegiatan
masyarakat mulai dari kalangan bawah hingga kalangan atas untuk kegiatan
keperluan sesame manusi. Karakteristik ajaran islam dapat dilihat dari
ajarannya dibidang ilmu social. Ajaran islam dibidang ilmu social ini termasuk
yang paling menonjol, karena seluruh bidang ajaran islam ditujukan untuk
kesejahteraan manusia. Dalam ilmu social ini, islam dituntut untuk menjunjung
tinggi sifat tolong-menolong, saling menasihati, tentang haka dan kesabaran,
kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa, dan kebersamaan.
Ukuran ketinggian derajat manusia dalam pandangan islam bukan ditentukan oleh
nenek moyangnya, kebangsaannya, warna kulit, bahasa, dan jenis kelamin yang
berbau rasialis. Kualitas dan derajat seseorang ditrentukan oleh ketakwaannya
yang ditunjukkan oleh prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia. Ini didasarkan
firman Allah SWT:
·
Hai manusia, sesungguhya kami menciptakan kamu
dari seoarang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi allah adalah orang
yang paling bertakwa diantara kamu, sesungguhnya allah maha mengetahui lagi
maha mengenal. (QS.Al-Hujarat (49):13)
·
Dialah Allah)yang menjadikan mati dan hidup,
supaya dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik pekerjaannya. Dia
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Mulk (67):2)
2. Ilmu
Agama
Ilmu agama adalah ilmu yang bersangkut paut dengan
pengetahuan agama. Dalam pembahasan ini yang dimaksudkan ilmu agama adalah ilmu
yang membahas tentang hal ihwal agama islam secara utuh. Pluralisme menurut
Nurkholis adalah sebuah Peraturan Tuhan (sunan allah) yang tidak berubah,
sehingga tidak mungkin dilawan atau diingkari. Islam adalah agama yang kitab
sucinya dengan tegas mengakui hak agama lain, kecuali yang berdasarkan paganism
dan syirik untuk menjalankan ajaran masing-masing dengan penuh kesungguhan.
Kesadaran segi kontinuitas agama juga ditegaskan dalam kitab suci diberbagai
tempat, disertai perintah agar kaum muslimin berpegang teguh kepada ajaran
kontinuitas itu dengan beriman kepada semua para nabi dan rasul tanpa
terkecuali. Tanpa membeda-bedakan antara mereka, baik yang disebutkan dalam
kitab suci maupun yang tidak disebutkan (QS.Al-Baqarah (2) ayat 136 dan
An-Nisa’(4) ayat 163-165).
Hubungan agama islam dengan ilmu pengetahuan dalam
bidang agama, islam mengakui adanya pluralisme, sebagai suatu kenyataan, juga
mengakui adanya pluralism sebagai suatu keyakinan. Islam juga mengakui adanya
univeralisme, yakni mengajarkan kepercayaan kepada tuhan dan hari akhir, menyuruh
berbuat baik, dan mengajak kepada keselamatan. Inilah yang selanjutnya dapat
dijadikan landasan untuk membangun konsep toleransi dalam beragama.
3. Ilmu Alam
Ilmu alam adalah ilmu yang mempelajari tentang
fenomena alam. Hubungan agama islam dengan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu
alam, islam bersikap terbuka , akomodatif, tetapi juga selektif. Dari satu segi
islam terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi
bersamaan dengan itu islam juga selektif, yakni tidak begitu saja menerima
seluruh jenis ilmu yang tidak sejalan dengan islam.
Hubungan agama islam dengan ilmu pengetahuan dalam
bidang ilmu alam, dapat pula dilihat dari lima
ayat pertama surah Al-‘alaq yang diturunkan tuhan kepada nabi Muhammad SAW,
yang berbunyi :
Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang
menciptakan, dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha Pemurah, Dialah yang mengajarkan manusia menulis dengan
pena, dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS.Al-‘alaq
(96):1-5)
4. Islam dan Ilmu
Agama
Ilmu agama adalah suatu ilmu yang mengatur tata cara
keimanan, peribadatan kepada tuhan yang Maha Kuasa, dan kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dengan lingkungannya.[47]
Nurcholis Majdid berpendapat bahwa ilmu agama adalah hasil pelaksanaan perintah
Allah untuk memperhatikan dan memahami alam raya ciptaan-Nya.
5. Islam
dan Ilmu Keislaman
Ilmu keislaman adalah segala sesuatu yang bertalian dengan agama islam.[48]
Pada awalnya, ilmu-ilmu yang islam berkembang dalam bidang qiraah, tafsir, dan
hadis, kemudian menyusul ilmu fikih. Ilmu-ilmu ini bertambah dan berkembang,
sesuai dengan evolusi kemajuan masyarakat.
Adapun ilmu keislaman dapat dijabarkan sebagai berikut.
a. Ilmu
Al-qur’an
Kata al-qur’an berasal dari kata qara-a yang dapat diartikan dengan
membaca, namun yang dimaksud dengan al-qur’an dalam uraian ini dalah
“Kalamullah yang diturunkan oleh Ruhul Amin Kepada Muhammad Rasulullah dalam
bahasa Arab, sebagai mukjizat terbesar baginya dan umatnya, menjadi hujjah bagi
Rasul bahwa ia adalah Rasul Allah, menjadi dutsur bagi orang-orang yang
mengikuti petunjuknya, dan menjadi ibadah bagi orang yang membacanya. Al-qur’an
terdiri dari 30 juz, 114 surah, 6.666
ayat, dan 324.345 huruf.[49]
Menurut turunnya, wahyu dapat dibai dua bagian berikut.
·
Wahyu (surah) yang turun dimekah disebut surah
makiyyah. Pada umumnya berisi soal-soal kepercayaan, seperti hubungan manusia
dengan tuhan (habluminallah).
·
Wahyu (surah) yang diturunkan dimadinah disebut
surah Madaniyyah. Pada umumnya berisi soal-soal mengatur hubungan sesama
manusia yang berisi hokum-hukum, syari’at-syari’at, akhlak, hubungan manusia
dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam
berupa hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, air, dan tanah (hablumminanas).
Dari Mushaful imam ditulis salinannya sebagaimana
Al-qur’an yang dipadati sekarang ini. Isi pokok Al-qur,an ada tiga macam, yaitu
sebagai berikut.
1. Berkaitan
dengan hablumminallah dan habumminannas (rukun islam).
2. Berhubungan
dengan keyakinan ketuhanan dan alam dunia dan alam akhirat (rukun iman).
3. Berkaitan
dengan hokum munakahat (perkawinan), muamalat (hukum pergaulan dalam masyarakat
atau hokum private), jinayat (hokum pidana), aqdiyah (hokum mengenai mendirikan
pengadilan). Secara umum isi al-qur’an itu dibagi menjadi dua, yaitu ibadat dan
muamalat, (hubungan manyusia dengan tuhan dan hubungan manusia dengan manusia).[50]
b. Ilmu
Hadis
Kata hadis menurut bahasa (etimologi) berarti Al-jidad
(sesuatu yang baru), lawannya Al-Qadim (sesuatu yang lama). Kata hadis juga
berarti Al-khabar (berita), yaitu sesuatu yang diperckapkan dan dipindhakan
dari seseorang kepada orang lain. Kata jamaknya adalah Al-hadis.[51]
Sunah menurut ahli usul adalah apa yang zahir dari
nabi Saw. Selain dari al-qur’an baik yang berupa perkataan, perbuatan, atau
pengakuan. Sunah terbagi menjadi tiga macam. Pertama, sunah qauliah
(perkataan). Kedua, sunah fi’liyah
(perbuatan). Ketiga, sinah taqririyah (pengakuan).
Sunah qauliah disinonimkan dengan hadis. Suanh
fi’liyah adalah segala yang diperbuat oleh rasulullah yang kemudian diikuti
oleh kaum muslimin seperti dalam cara melaksanakan salat dan haji. Sunah
taqririyah merupakan pengakuan Nabi, baik dengan cara diam-diam atau dengan
terus terang.
Hadis terbagi menjadi dua macam, yaitu hadis qudsi dan
hadis nabawi. Hadis qudsi adalah ucapan rasulullah yang oleh rasulullah ucapan
itu disandarkan kepada perkataan Allah.
Macam-macam ilmu hadis, yaitu sebagai berikut :
a) Ilmu hadis riwayat (riwayah). Kata riwayah, artinya periwayatan
atau cerita. Maka ilmu hadis riwayah, artinya hadis berupa periwayatan.
b) Ilmu hadis dirayah. Secara terminologis, yang dimaksud dengan ilmu
hadis dirayah adalah undang-undang atau kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan
sanad dan matan.[52]
Bentuk-bentuk ilmu hadis adalah sebagi berikut :
a) Hadis
qauli
Hadis
qauli adalah segala bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan kepada nabi
Muhammad saw.
b) Hadis
fi’li
Hadis fi’li adalah segala perbuatan yang
disandarkan kepada Nabi saw.
c) Hadis
taqriri
Hadis
taqriri adalah hadis yang berupa ketetapan nabi saw.
c. Ilmu Kalam
Ilmu kalam adalah ilmu yang berisi alasan mempertahankan
kepercayaan-kepercayaan iman, dengan menggunakan dalil-dalil pikiran, dan
berisi bantahan-bantahan terhadap orang-ornag yang menyeleweng dari kepercayaan
salaf dan ahli sunah.[53]
d. Ilmu fikih
Ilmu fikih menurut bahasa (etimologi) adalah ilmu yang mempelajari
tentang paham atau kepahaman terhadap pelaksanaan ibadah berdasarkan al-qur’an
dan hadis.[54]
6. Islam dan ilmu
Manajemen Perkantoran
Menurut
ensiklopedia ilmu Manajemen adalah suatu
ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dari bantuan sejumlah sumber dengan cara efektif dan efisien.
Hubungan manajemen dengan islam, yaitu saling
berkaitan. Ilmu manajemen dapat mengatur ekonomi masyarakat secara makro dan
mengatur dunia usaha, yaitu lembaga kemasyarakatan secara mikro.[55]
Ciri-ciri manajemen islam ada enam,
yaitu sebagai berikut :
1. Manajemen
berdasarkan akhlak yang luhur (akhlakul karimah).
2. Manajemen
terbuka. Fungsi pemimpin dalammelaksanakan usaha merupakan pemegang amanah.
3. Manajemen
demokratis. Manajemen demokratis artinya, semua harus dimusyawarahkan bersama
semua peserta, partisipan, dan pemegang saham mempunyai kedudukan dan derajat
yang sama.
4. Manajer
harus orang yang berilmu.
5. Manajemen
berdasarkan tolong-menolong (ta’awun).
6. Manajemen
berdasarkan perdamaian.[56]
Adapun tujuan manajemen adalah untuk mempertimbangkan
semua kegiatan perusahaan, baik yang bersifat
intern maupun yang bersifat ekstern, yang mempunyai pengaruh terhadap
sukses atau gagalnya perusahaan.
Beberapa factor yang strategis dan fundamental wajib
dipertimbangkan dalam menentukan penilaian dasar dan tujuan manajemen menurut
ajaran islam, antara lain :
1. Hak
asasi manusia
2. Filsafat
mengenai hak milik
3. Hak dn
kewajiban bekerja
4. Kewajiban
social
5. Cinta
mencintai sesame manusia
6. Komoditi
dan usaha yang dilarang oleh agama
7. Prinsip
keseimbangan antara hidup didunia dan akhirat
8. Ajaran
islam adalah hidup pertengahan
BAB III
PENUTUP
Dari pembahasan
materi di atas kami menyimpulkan bahwa :
1. Metodologi
studi islam adalah usaha komprehesif secara ilmiah melalui berbagai pendekatan
teori penelitian disiplin ilmu untuk mempelajari agama islam dan
peran-fungsinya dalam kehidupan umat manusia.
2. Ada 3 alasan yang
melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama
a. Fitrah manusia
b. Adanya nafsu
(An-Nafs)
c. Tantangan
manusia
3. Secara
umum, ada berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam memahami agama yaitu :
a. Pendekatan
Historis
b. Pendekatan
sosiologi
c. Pendekatan
Teologis Normatif
d. Pendekatan
Sosial Budaya
e. Pendekatan
Antropologi
f. Pendekatan
Psikologi
4. Agama
Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah telah
menyempurnakan agama ini bagi hamba-hambaNya. Dengan agama Islam ini pula Allah
menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama
yang harus mereka peluk. Oleh sebab itu tidak ada suatu agama pun yang diterima
selain Islam.
5. Sumber
dari ajaran islam adalah :
a. Al qur’an
b. Hadis
nabi/Sunah Nabi
c. Ijma’
d. Qiyas
6. Karakteristik
ajaran islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh setiap umat muslim
dengan berpedoman kepada Alquran dan hadis dalam berbagai bidang ilmu dan
kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki ciri-ciri khas
tersendiri.
7. Islam
sebagai agama terakhir, memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan
agama-agama yang datang sebelumnya. Agama Islam adalah agama samawi yang turun
dari hadirat yang Maha Tinggi, yaitu agama yang berasal dari Tuhan yang
menjadikan sekalian alam dan dengan menjadikan tujuan hidup muslim merupakan
perwujudan fungsi-fungsi islam dalam kehidupan manusia dan masyarakat yang
beriman dan bertakwa.
8. Hubungan
islam dengan ilmu pengetahuan sangat erat kaitannya, karena islam tanpa ilmu
pengetahuan berarti buta. Iman tanpa ilmu pengetahuan dapat menyebabkan
musyrik. Sejak kedatangannya, agama Islam telah menimbulkan banyak tatanan
perubahan di dunia. Perubahan yang mencakup berbagai aspek kehidupan umat
manusia, baik dalam tatanan masyarakat, kebudayaan, politik, sejarah, dan lain
sebagainya. Perubahan tatanan ini kemudian ada yang menjadi tatanan baku dalam suatu kultur
masyarakat, dan ada pula yang menjadi sebagai bahan kajian para ilmuwan bagi
mengembangkannya sesuai dengan konteks tatanan masyarakat itu sendiri.
Kajian-kajian yang dimaksud kemudian terus berkembang sedemikian rupa merujuk
kepada berbagai aspek ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh para ilmuwannya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Agus Hakim, op. cit., hlm. 107.
[1] Badudu dan Zain, op. cit., hlm. 349.
[1] Badudu dan Zain, op. cit., hlm. 373.
[1] Badudu dan Zain, op. cit., hlm. 678.
[1] Depdikbud, Kamus Basar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm.
83.
[1] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka,1989), hlm.
83.
[1] H. A Syafi’I Karim, Fiqih Ushul Fiqih, Cet. 1, (Bandung:
Pustaka Setia, 1997), hlm. 57.
[1] H. A Syafi’I Karim, Fiqih Ushul Fiqih, Cet. 1, (Bandung:
Pustaka Setia, 1997), hlm. 57.
[1] Ibid.,
hlm. 107
[1] Ibid.,
hlm. 131.
[1] Ibid., hlm. 59
[1] Ibid., hlm. 8- 14
[1] Ibid., hlm. 8- 14
[1] Ibid., hlm. 8- 14
[1] Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi
Mikro, ( Jakarta: Ghalia Indonesia,2000), hlm. 1.
[1] Lihat: Abdul Mujib dan Jusuf, Nuansa- Nuansa Psikologi Islam, Cet 2, (Jakarta: Raja Gralindo
Persada, 2002), hlm 132- 148
[1] Lihat: Ahmat shallaby, Perbandingan
Agama Islam, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm.267- 274.
[1] Lihat: Aminuddin dan Muh. Yamin, Pendidikan Agama Islam, Cet. 1, ( Jakarta: Bumi Angkasa,
2001), hlm. 40
[1] Lihat:
Muhammad, Kedudukan Ilmu Dalam Islam, (
Surabaya: Al- Ikhlas, 1983), hlm. 129- 137
[1] Lihat:
Muhammad, Kedudukan Ilmu Dalam Islam, (
Surabaya: Al- Ikhlas, 1983), hlm. 129- 137
[1] Lihat: Surahwardi K. Lubis, Hukum
Ekonomi Islam, Cet. 2, ( Jakarta:
Sinar Grafika, 2000), hlm. 73- 89.
[1] Lihat; Hamzah Ya’qub, Etos Kerja Islam, ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001), hlm. 100-
104.
[1] Miriam Budiarjo, Dasar- Dasar Ilmu Politik, Cet. 12, (
Jakarta: Gramedia, 1997), hlm. 8.
[1] Mocthar Effendy, Manajemen Islam, Cet. 2, ( Jakarta:
Bahtera,1996), hlm. 9
[1] Mocthar Effendy, Manajemen Islam, Cet. 2, ( Jakarta:
Bahtera,1996), hlm. 9
[1] Mocthar Effendy, Manajemen Islam, Cet. 2, ( Jakarta:
Bahtera,1996), hlm. 9
[1] Moh. Rifa’I, Perbandingan Agama, cet. 5, ( Jakarta: Wicaksana,1990), hlm. 30.
[1] Mudjanit Abdul Manaf, Sejarah Agama- Agama, cet. 1, ( Jakarta: Raja Grafindo
Perseda,1993, hlm. 7.
[1] Rasjidi, Filsafat Agama, cet. 8, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1990), hlm. 3
[1] Tim Penyusun Pustaka Azet, Leksikon Islam, Cet. 1, ( Jakarta:
Pustaka Azet Perkasa, 1997), hlm. 250.
[1] Tim Penyusun Pustaka Azet, Leksikon Islam, Cet. 1, ( Jakarta:
Pustaka Azet Perkasa, 1997), hlm. 250.
[1] Zakiyyah Darajad, Ilmu Jiwa Agama, (
Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hlm. 12-38. Lihat juga: Jalaluddin Rakhmat, Ilmu
Jiwa Agama, ( Jakarta: kalam Mulia, 1989), hlm. 77.
Abdullah, M.
Yatimin. 2006. Studi Islam Kontemporer.
Jakarta: Amzah
[1] M.Myrda,
Ensiklopedi Nasional Indonesia, Cek. 3,( Jakarta:
Delta pamungkas,1997 ), HLM. 296.
[2] Van
Hoeve dan Elsever, Ensiklopedia Indonesia,
( Jakarta: Ikhtiar Baru,1991 ), hlm. 2231.
[3] M.
Myrda, op. cit., hlm. 296
[4][4] Atang
Abdul Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi
Studi Islam,( Bandung: Remaja Rosdakarya,1999 ), hlm. 8
[5] Sayyed
Hussein Nasr, op. cit., hlm. 93.
[6] Kamisa, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, (
Surabaya: Kartika Surabaya,1989 ), hlm. 481.
[7] Abuddin
Nata, op. ct., hlm. 47.
[8] Badudu
dan Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. 1 ( Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan,1996), hlm. 1350.
[9] Ibid.,
hlm. 30- 34
[10] Atang
Abdul Hakim, Jaih Mubarok, op. cit.,
hlm. 28.
[11] Lihat;
Abuddin Nata, op. cit., hlm 49- 51
[12] Lihat:
Badudu dan Zain, op. cit., hlm. 221.
[13]
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
( Jakarta: Balai Pustaka,1989), hlm. 83.
[14]
Depdikbud, Kamus Basar Bahasa Indonesia,
( Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 83.
[15] Lihat:
Subhi As-Salih, Sejarah Agama-Agama,
( Yogyakarta: IAIN Walisongo press, 1994), hlm. 113- 118.
[16] Pusat
Depennas, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Cet.i, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 444.
[17] Harun
Nasution, Ensiklopedia Islam, Cet. 1,
( Jakarta: Djambatan, 1992), hlm. 443.
[18] Taufik
H. Idris, Kebudayaan Mengenal Islam,
Cet. 1, ( Surabaya: Bina Ilmu, 1983), hlm. 24.
[19] Taufiq
H. Idris, op. cit., hlm. 1
[20] Badudu
dan Zain, op. cit., hlm 1350.
[21] John
Esposite, Ensiklopedia Oxford, Cet. 1, ( Bandung:
Mizan,2001), hlm. 180.
[22] Lihat:
Ibid., hlm. 55- 57.
[23] Lihat:
Ibid., hlm. 82- 84.
[24]
Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro, ( Jakarta:
Ghalia Indonesia,2000),
hlm. 1.
[25] Badudu
dan Zain, op. cit., hlm. 373.
[26] Lihat:
Keelany, Islam dan Aspek-Aspek Masyarakat, Cet. 1, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1992), hlm. 178- 179.
[27] Lihat:
Ibid., hlm. 180- 189.
[28] Lihat:
Taufiq H. Idris, op. cit., hlm. 76-
78.
[29] Lihat:
Ahmat shallaby, Perbandingan Agama Islam, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1993),
hlm.267- 274.
[30] Lihat:
Surahwardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Cet. 2, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2000), hlm. 73- 89.
[31]
Zakiyyah Darajad, Ilmu Jiwa Agama, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hlm. 12-38.
Lihat juga: Jalaluddin Rakhmat, Ilmu Jiwa Agama, ( Jakarta: kalam Mulia, 1989),
hlm. 77.
[32] Lihat:
Abdul Mujib dan Jusuf, Nuansa-
Nuansa Psikologi Islam, Cet 2, (Jakarta: Raja Gralindo
Persada, 2002), hlm 132- 148
[33] Miriam
Budiarjo, Dasar- Dasar Ilmu Politik,
Cet. 12, ( Jakarta: Gramedia, 1997), hlm. 8.
[34] Badudu
dan Zain, op. cit., hlm. 678.
[35] Lihat;
Hamzah Ya’qub, Etos Kerja Islam, ( Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 2001), hlm. 100- 104.
[36] Lihat:
Aminuddin dan Muh. Yamin, Pendidikan Agama
Islam, Cet. 1, ( Jakarta:
Bumi Angkasa, 2001), hlm. 40
[37] Badudu
dan Zain, op. cit., hlm. 349.
[38] Lihat:
Muhammad Yunus, Pendidikan Agama Islam,
cet. 4, ( Jakarta: Erlangga,1997), hlm. 178-188.
[39] Ibid.,
hlm. 188.
[40] Lihat:
Muhammad, Kedudukan Ilmu Dalam Islam, ( Surabaya: Al- Ikhlas, 1983), hlm. 129-
137.
[41] Ibid.,
hlm. 131.
[42] Agus
Hakim, op. cit., hlm. 107.
[43] Moh.
Rifa’I, Perbandingan Agama, cet. 5, ( Jakarta: Wicaksana,1990), hlm. 30.
[44]
Mudjanit Abdul Manaf, Sejarah Agama- Agama, cet. 1, ( Jakarta: Raja Grafindo Perseda,1993, hlm. 7.
[45] Ibid.,
hlm. 111
[46] Ibid.,
hlm. 107.
[47]
Rasjidi, Filsafat Agama, cet. 8, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1990), hlm. 3
[48] Tim
Penyusun Pustaka Azet, Leksikon Islam, Cet. 1, ( Jakarta: Pustaka Azet Perkasa,
1997), hlm. 250.
[49] H. A
Syafi’I Karim, Fiqih Ushul Fiqih, Cet. 1, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm.
57.
[50] Ibid.,
hlm. 59
[51] Utang
Ranuwijaya, Ilmu Hadis, Cet. 1, ( Jakarta: Gaya Media Pratama,1996), hlm. 1.
[52] Utang
Ranuwijaya, op. cit., hlm. 76- 77.
[53] Sahilun
A. Natsir, Pengantar Ilmu Kalam, Cet. 1, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1991), hlm. 3
[54]Rachmat
Syafe’I, Fiqih Muamalah, Cet. 1, ( Bandung:
Pustaka Setia, 2001), hlm. 13- 14.
[55] Mocthar
Effendy, Manajemen Islam, Cet. 2, ( Jakarta: Bahtera,1996), hlm. 9
[56] Ibid.,
hlm. 8- 14
0 komentar:
Posting Komentar