Kamis, 14 November 2013

studi islam kontemporer

Edit Posted by with No comments


RESUME

STUDI ISLAM KONTEMPORER
Karangan Yatimin Abdullah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Pada
Mata Kuliah Metologi Studi Islam

Dosen Pengampu : Dra. Siti Nurjanah





Disusun oleh :
Nama kelompok 3
1.  AJAD SUDRAJAD                   
2.  ANNISA NUR AZIZAH          
3.  DIAR ASSLIH SHAKNANA  
4.  EKO ADE SETIAWAN               
5.  HENI PUSPITA SARI                 
6.  JUANDA                             
7.  LILI FITRI YANI            
8.  NORRA ANGGREINI                 
9.  PUTRI RAHMADANI                 
10.   QURNIA NURBAITI             
11.   RINI ERNA WATI                     
12.   SARIFATUL HASANAH            
13.   SRI WAHYUNI          
14.   ULFA INDRIYANI         
15.   WAHYU KURNIAWAN        


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) JURAI SIWO METRO
Jalan Ki Hajar Dewantara Kampus 15 A Iringmulyo
Kota Metro-Lampung Telpon (0725) 47296
2013

KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan kepada Dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun materiil, sehingga resume ini terselesaikan  dalam waktu yang telah ditentukan.
 Penyulis menyadari sekali, didalam penyusunan resume ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian  kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya  menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran  yang membangun untuk lebih menyempurnakan lagi resume di masa mendatang.
Harapan yang paling besar dari penyusunan remuse ini ialah, mudah-mudahan apa yang penulis susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini “STUDI ISLAM KONTEMPORER” sebagai tambahan untuk melengkapi referensi yang telah ada



Metro,   Oktober 2013



Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................         i
KATA PENGANTAR ................................................................................         ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................         iii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................         1
1.1    Latar Belakang ...........................................................................         1
1.2    Rumusan Masalah .......................................................................         2
1.3    Tujuan  .......................................................................................         2

BAB II PEMBAHASAN  ..........................................................................         4   
2.1    Pengertian Metodologi Studi Islam ..............................................         4
2.2    Kebutuhan Manusia Terhadap Agama .........................................         5
2.3    Pendekatan-pendekatan yang dapat Digunakan  
         dalam Memahami Agama Secara Umum .....................................         7
2.4    Pengertian dan Sumber Ajaran Islam ...........................................         11
2.5    Karakteristik Agama Islam ..........................................................         15
2.6    Posisi Islam Diantara Agama-agama di Dunia ..............................         29
2.7    Islamisasi Ilmu Pengetahuan .........................................................         33

BAB III PENUTUP ....................................................................................         43

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Agama islam adalah satu-satunya agama di sisi Allah yang diridai. Mempelajari dan mengamalkan agama islam sangat diperlukan bagi penganutnya,  agar tidak terjerumus pada hal-hal yang merugikan diri semdiri dan orang lain. Di zaman modern, orang terlalu mudah terpengaruh dengan budaya luar yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.
Pendidikan agama tidak terlepas dari pengajaran agama, yaitu pengetahuan yang ditujukan pada pikiran, jiwa, dan kepribadian yang berisikan hukum-hukum, syarat-syarat, kewajiban-kewajiban, batas-batas, dan norma-norma yang harus dilakukan. Islam sebagai agama terakhir, memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan agama-agama yang datang sebelumnya.
Kehadiran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw., dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya terdapat kajian dan petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya. Mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif. Menghargai akal pikiran manusia melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengutamakan waktu, persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap positif lainnya. Namun kenyataan Islam sekarang menampilkan keadaan Islam yang jauh dari cita-cita ideal tersebut.
Oleh karena itu permasalahan ini diangkat, yakni keterkaitan antara Islam denga ilmu pengetahuan yang berdasarkan Alqur’an dan hadis. Umat Islam diwajibkan oleh Allah untuk menuntut ilmu pengetahuan dunia ataupun akhirat. Karena agama Islam adalah agama yang bersandarkan pada ilmu pengetahuan dan amal yang sempurna.

1.2 Rumusan Masalah
1.   Apa yang dimaksud dengan Metodologi Studi Islam?
2.   Bagaimana kebutuhan manusia terhadap agama?
3.   Bagaimana pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam memahami agama secara umum?
4.   Apa pengertian dan sumber ajaran Islam?
5.   Bagaimana karakteristik agama Islam?
6.   Bagaimana posisi Islam diantara agama-agama di dunia?
7.   Bagaimana Islamisasi ilmu pengetahuan?

1.3 Tujuan
1.   Untuk memahami pengertian metodologi studi Islam.
2.   Untuk memahami kebutuhan manusia terhadap agama.
3.   Untuk memehami pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam memahami agama secara umum.
4.   Untuk memahami pengertian dan sumber ajaran Islam.
5.   Untuk memahami karakteristik agama Islam.
6.   Untuk memahami posisi Islam diantara agama-agama di dunia.
7.   Untuk memahami Islamisasi ilmu pengetahuan.

BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Metodologi Studi Islam
1.   Pengertian
Metode adalah suatu  ilmu tentang cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam disiplin tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.[1]
Menurut islam (terminology), metode adalah ajaran yang memberi uraian, pejelasan, dan penentuan nilai.[2]
Hugo F. Reading mengatakan bahwa metode adalah kelogisan penelitian ilmiah, system tentang prosedur dan teknik riset.[3]
Metode adalah suatu ilmu yang member pengajaran tentang system dan langkah yang harus ditempuh dalam dalam mencapai suatu penyelidikan keilmuan.
Dari pemaparan di atas dapat terungkap bahwa pengertian metodologi studi islam adalah usaha komprehesif secara ilmiah melalui berbagai pendekatan teori penelitian disiplin ilmu untuk mempelajari agama islam dan peran-fungsinya dalam kehidupan umat manusia.



2.   Metode Studi-Studi Ilmu Keislaman
Studi islam bertujuan mengubah pemahaman dan penghayatan keislaman masyarakat inter dan antaragama.[4]
Sains islam sebagai mana dikemukakan Husseein Nasr adalah sains yang dikembangkan oleh hukum muslim sejak abad islam kedua.[5]
           
2.2 Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
Ada tiga faktor yang menyebabkan manusia memerlukan agama. Faktor tersebut adalah:
1.   Faktor kondisi manusia
      Kondisi manusia terdiri dari beberapa unsure, yaitu unsur  jasmani dan unsur rohani. Unsur jasmani membutuhkan pemenuhan yang bersifat fisik jasmaniah. Unsur rohani membutuhkan pemenuhan yang bersifat psikis ( mental ) rohaniah. Kedua hubungan tersebut sangat erat dalam usaha menciptaka hidup bahagia. Oleh karena itu, kondisi seperti ini hakikatnya menuntut agar semua kebutuhan itu dapat terpenuhi, dalam mewujudkan hidup harmonis, bahagia, sejahtera, termasuk kebutuhan rohani seorang yaitu agama.
2.   Faktor status manusia
      Manusia dengan kelengkapan yang dimiliki, Allah menempatkan mereka pada permukaan yang paling atas dalam garis horizontal sesame makhlik hidup. Agamalah yang mengajarkan manusia mengenal Tuhannya dan menjelaskan cara-cara berhubungan dengan sang pencipta.
3.   Faktor sruktur dasar kepribadian manusia
      Dilihat dari struktur dasar kepribadian manusia, maka disitu pulalah dapat dilihat kebutuhan manusia itu terhadap agama. Didalam psikologis dikatakan bahwa ada lima macam dorongan keinginan manusia untuk berbuat dan mewujudkan kehendaknya, yaitu :
1. Dorongan psikis ( jasmani )
2. Dorongan emosional ( perasaan )
3. Dorongan sosial bergaul ( bermasyarakat )
4. Dorongan mental ( beragama dan bermoral)
5. Dorongan tanggung jawab manusia
Ada 3 alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama. Alasan tersebut adalah sebagai berikut:
1.   Fitrah manusia
2.   Adanya nafsu (An-Nafs)
3.   Tantangan manusia
Untuk memahami hakikat manusia yang beragama di perlukan pendekatan manusia itu sendiri dalam memahami agama. Pendekatan” tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan historis, pendekatan sosiologis, pendekatan sosial budaya, dan pendekatan pesikologi.
Agama islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril dan bertujuan untuk menyempurnakan akhlak manusia agar selamat di dunia dan akhirat. Di kalangan Indonesia terdapat kesan bahwa islam bersifat sempit. Kesan itu timbul dari salah satu pengertian tentang hakikat islam. Kekeliruan paham itu terjadi karna kurikulum pendidikan agama islam yang banyak dipakai diIndonesia ditekankan pada pengajaran ibadah, fikih, tauhid, tafsir,hadis, dan bahasa arab.
Pengertian agama islam menurut istilah (islam sebagai agama) adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Allah kepada manusia melalui Nabi Muhammad saw. sebagai rasul.  Dalam islam terdapat ajaran-ajaran yang bermaksud untuk membina manusia berjiwa bersih dan berbudi pekerti luhur. Dari individu-individu yang berjiwa bersih dan berbudi pekerti luhurlah manusia yang dapat dibina. Sebagai umat islam yang percaya pada ajaran islam, wajib memelihara dan menjaga ajaran islam agar tidak punah dari permukaan bumi ini.

2.3 Pendekatan-pendekatan yang dapat Digunakan dalam Memahami Agama Secara Umum
Berbagai Pendekatan Dalam Memahami Agama
1.   Pendekatan Historis
Historis adalah asal-usul, silsilah, kisah, riwayat, dan peristiwa.[6]Histori merupakan suatu ilmu yang didalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsure tempat, waktu, objek, dan latar belakang peristiwa tersebut.[7]Melalui pendekatan ini seorang diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan penerapan suatu peristiwa.
Pendekatan sejarah ini amat dibutuhkan dalam memahami agama karena agama itu sendiri turun dalam situasi konkret,bahwa berkaitan dengan kondisi social masyarakat.Sejarah membuktikan bahwa pendekatan histori ini berlaku di Indonesia dengan masuknya islam pada abad ke-7 M/1 H. Tetapi baru meluas pada abad ke-13. Beberapa kerajaan islam sebagai bukti pendekatan historis ini, yaitu : Samudra pasai, Perlak, Aceh Darussalam.

2.   Pendekatan sosiologi
Sosiologi adalah  ilmu kemasyarakatan, iu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat atau sifatnya masyarakat.[8]Dapat juga didefinisikan sebagai suatu ilmu yang mengganbarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan, serta berbagai gejala social lainnya yang saling berkaitan .Jadi, pendekatan sosiologi adalah mempersoalkan fungsi dan perkembangan integrasi-intergrasi sosial atau getaran-getaran social keagamaan.
Agama telah dicirikan sebagai pemersatu aspirasi manusia,sebagai sejumlah besar moralitas, sumber  tatanan masyarakat dari perdamaian bagi individu sebagai sesuatu yang memuliakan dan membela manusia yang beradap.dalam sosiologi kebudayaan dengan studi yang detail mengenai masyarakat islam dari referensi mengenai iman,bahwa salah satu masalah pokok dalam  perkembangan islam adalah dominasi patimonia.[9]

3.   Pendekatan Teologis Normatif
Pendekatan ini dalam memahami agama secara harfiah dapat diartikan sebagai upaya memahami agama dengan menggunakan empiris dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar.[10]Dalam pendekatan teologis memahami agama adalah pendekatan yang menekankan bentuk formal symbol-simbol keagamaan, mengklaim sebagai agama yang paling benar, yang lainnya salah sehingga memandang bahwa paham orang lain itu keliru, kafir, sesat, dan murtad.Pendekatan ini juga cenderung tertutup, tidak ada dialog yang saling menyalahkan dan menafsirkan, yang pada akhirnya terjadi pembagian-pembagian umat, tidak ada kerja sama dan tidak terlihat adanya kepedulian sosial.pendekatan teologis juga erat kaitannya dengan ajaran pokok Tuhan yang didalamnya belum terdapat penularan pemikiran manusia.dalam kaitan ini agama tampil prima dengan seperangkat cirinya yang khas[11].

4.   Pendekatan Sosial Budaya
Budaya adalah pikiran dan akal budi.Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia sebagai hasil pemikiran danakal budi daya.[12]Dalam kamus umum bahasa Indonesia,kebudayaan adalah sebagai hasil kegiatan dan penciptaan bati manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat, dan berarti pula kegiatan batin untuk menciptakan sesuatu.Pendekatan yang demikian selanjutnya dapat pula digunakan untuk memahami agama yang terdapat pada data empirisnya atau agam yang tampil dalam bentuk formal dimasyarakat.Melalui pemahaman kebudayaan tersebut dapat mengambil ajaran agama.

5.   Pendekatan Antropologi
Antropologi adalah ilmu tentang manusia khususnya tentang asal-usul , aneka warna bentuk fisik, adat istiadat dan kepercayaan pada masa lampau.[13] Ilmu antopologi ini bertujuan untuk memperoleh suatu pemahamn totalitas manusia sebagai makhluk hidup, baik dimasa lampau maupun sekarang.Pendekatan antopologi dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya dalam memahami agama dengan melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui pendekatan antopologi dapat dilihat bahwa agama ternyata berkorelasi dengan kerja dan perkembangan ekonomi suatu masyarakat.




6.   Pendekatan Psikologi
Psikologi adalah  ilmu jiwa yang menyelidiki tentang keadaan jiwa orang berdasarkan cara berfikir.[14] Pendekatan yang digunakan dalam membangun psikologi islam,seperti pernah dipraktekkan oleh para psikolog musim dahulu,yaitu meliputi tiga aspek,Yaitu sebagai berikut:
a.   Aspek skriptualistis, yaitu pendekatan pengkajian islam yang didasarkan atas teks-teks Al-qur’an ataupun hadis secara literal.
b.   Aspek fisiosofis, yaitu pendekatan pengkajian psikolog islam berdasarkan atas prosedur berpikir spekulatif.
c.   Aspek sufistik tasawuf, yaitu pendekatan pengkajian psikologi islam yang didasarkan pada prosedur intuitif(Al-Baddiyah),ilham, dan cita rasa (Az-zawqiyah).
Dalam ilmu jiwa ini seseorang mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati, dipahami, dan diamalkan seseorang.

2.4 Pengertian dan Sumber Ajaran Islam
1.   Pengertian
Agama islam adalah satu-satunya agama di sisi Allah yang diridai. Kebenaran diridainya agama islam ini, sebagaimana firman Allah SWT:


19.       Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
`[189]  maksudnya ialah kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al Quran.


85        Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

Beberapa pendapat tentang definisi agama yang dirumuskan oleh para ahli dapat dikemukakan sebagai berikut:
1)   Durkheim
Dalam buku gambaran pertama bagi penghidupan keagamaan menegaskan bahwa kelapangan kritik untuk menarik suatu kesimpulan pendapat yang menurut pendapatnya adalah makna yang lengkap (jami’ mani’). Makna agama serupa dengan apa yang di belakang akal, yaitu segala sesuatu yang lebih tinggi daripada pencapaian pendapat akal kita. Tegasnya agama adalah suatu bagian dari pengetahuan yang tidak dapat dicapai oleh ilmu pengetahuan biasa dan tidak dapat diperoleh dengan pikiran saja.

2)   Brunetiere
Ia mendefinisikan agama sebagai sesuatu yang lain dari biasa. Pendapat ini tidak disetujui oleh Durkheim, sebab ia membawa apa yang dikatakan agama itu lebih jauh daripad makna sebenarnya. Agama adalah sejumlah kepercayaan dan pesan yang harus mengarahkan tingkah laku terhadap Allah, manusia, dan terhadap alam semesta.

3)   Asy-Syahrrastani
Dalam buku Al-Milal wa An-Nihal berpendapat bahwa agama adalah ketaatan dan kepatuhan yang terkadang bisa diartikan sebagai pembalasan dan perhitungan (amal perbuatan di akhirat).
Kata islam berasal dari bahasa Arab yang mempunyai bermacam-macam arti di antaranya sebagai berikut:
a.   Salam yang artinya selamat, aman sentosa, sejahtera. Terdapat dalam Al-quran surath Al-An’am ayat 54; surah Al-A’raf ayat 46; dan surah An-Nahl ayat 32.
b.   Aslama yang artinya menyerah atau masuk islam. Terdapat dalam Al-qur’an surah Al-Baqarah ayat 112; surah Ali-Imran ayat 20 dan 83; surah An-Nisa’ ayat 125 dan surah Al-An’am ayat 14.
c.   Silmun yang artinya keselamatan atau perdamaian. Terdapat pada surah Al-Baqarah ayat 128 dan surah Muhammad ayat 35.
d.   Sulamun yabg artinya tangga, kesadaran.

2.   Sumber Asli Ajaran Islam
a.   Al qur’an
Secara bahasa para ulama memberikan pendapat yang beragam. Menurut Subhi As-Salih, Alqur’an adalah mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. yang tertulis dlam mushaf yang diriwayatkan dengan cara mutawatir dan dipandang sebagai ibadah bagi yang membaca. Alqur’an sebagai kitab suc mempunyai beberapa nama, yaitu:[15]
1)      Alqur’an artinya bacaan.
2)      Alkitab artinya yang ditulis.
3)      Al-furqan artinya pemisah.
4)      Az-zikru artinya peringatan.

b.   Hadis nabi/Sunah Nabi
Hadis dapat diartikan berita atau perkataan dari nabi. Sunah adalah sesuatu hal yang sudah biasa dilakukan, baik tentang persoalan hukum, sosial, maupun agama.
Hadis atau sunah dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:
1)      Sunah qauliyah
2)      Sunah fi’liyah
3)      Sunah taqririyah

c.   Ijma’
Kata ijma’ berarti sepakat atau berkumpul. Secara etimologis ijma’ berarti “kesepakatan” (kebetulan pendapat) para ulama, ahli ijtihad pada suatu masa setelah Nabi Muhammad saw. wafat tentang ajaran atau hukum islam yang belum ada ketetapannya dalam Alqur’an atau hadis Nabi.

d.   Qiyas
Berarti mengukur atau mempersamakan sesuatu dengan sesuatu yang lain. Qiyas adalah mempersamakan sesuatu kejadian yang belum ada ketentuan rukunnya didalam alqur’an atau hadis dengan sesuuatu yang sudah ada ketentuan hukumnya dengan hukum yang ditetapkan dengan nash tersebut karena ada persamaan.

2.5 Karakteristik Agama Islam
1.   Pengertian
Istilah “Karakteristik Ajaran Islam” terdiri dari dua kata : karakteristik dan ajaran islam. Kata karakteristik dalam Kamus Bahasa Indonesia , diartikan sesuatu yang mempunyai karakter atau sifatnya yang khas. Islam dapat diartikan agama yang diajarkan Nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada  kitab suci alquran  dan diturunkan melalui wahyu Allah SWT.[16] Ensiklopedi Islam Indonesia, mendefinisikan bahwa Islam adalah agama Tauhid yang ditegakkan oleh Nabi Muhammad SAW selama 23 tahun diMekah dan Madinah yang inti sari Islam berserah diri atau taat sepenuh hati pada kehendak Allah SWT, demi tercapainya kepribadian yang bersih, hubungan yang harmonis, dan damai sesama manusia serta sejahteraan dunia dan akhirat.[17]
Ajaran Islam mengandung berbagai arti pula, yaitu sebagai berikut:
1)      Menurut dan menyerahkan. Orang yang memeluk Islam adalah orang yang menyerahkan diri kepada Allah dan menurut segala ajaran yang telah ditentukan-Nya.
2)      Sejahtera, tidak tercela, tidak cacat, selamat, tentram dan  bahagia. Ini berarti bahwa setiap muslim adalah orang sejahtera, tentram, selamat, dan bahagia, baik didunia maupun diakhirat dengan tuntutan ajaran Rabbul ‘Alamin.
3)      Mengaku, menyerahkan, dan menyelamatkan.berarti orang islam yang mengaku dengan sadar adanya Allah SWT, kemudian ia menyerahkan diri kepada kekuasaan-Nya dengan menurut segala titah dan firman-Nya sehingga ia selamat didunia dan akhirat.
4)      Damai dan sejahtera. Bahwa islam adalah agama yang membawa kedamaian dan perdamaian.[18]
Dari segi bahasa islam berasal dari bahasa arab yaitu salima yang berarti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima diubah menjadi kata aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian. Dari definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa karakteristik ajaran islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh setiap umat muslim dengan berpedoman kepada Alquran dan hadis dalam berbagai bidang ilmu dan kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki ciri-ciri khas tersendiri.

2.   Pembahasan Karakteristik
a.   Bidang Ilmu dan Kebudayaan
Kebudayaan adalah penjelmaan (manifestasi) akal dan rasa manusia. Menurut bahasa, kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta, yaitu budh yang berarti akal. Kemudian kata budh diubah menjadi kata budhi dan jamaknya budaya. Dalam bahasa arab kebudayaan yaitu Ats-Tsaqafah, dalam bahasa inggris yaitu culture, dalam bahasa belanda yaitu cultuur, dalam bahasa latin yaitu cultura.[19]
Abdul Qadir Audah mendefinisikan islam sebagai berikut:
1)      Al-islam ‘Aqidah wa Nizham (islam adalah kepercayaan dan sistem)
2)      Al-islam Dinun wa Daulah (islam adalah agama dan negara)

Kebudayaan islam mengandung tiga unsur yang sangat prinsipiil sebagai berikut:
a)      Kebudayaan Islam adalah ciptaan orang islam.
b)      Kebudayaan Islam adalah didasarkan kepada ajaran islam.
c)      Kebudayaan Islam merupakan pencerminan dari ajaran islam.

Kebudayaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
a)      Kebudayaan immaterial. Kebudayaan ini bersifat abstrak, terdiri dari ilmu pengetahuan, seni, kaidah-kaidah budaya, bahasa, teknik, politik dan pendidikan.
b)      Kebudayaan material. Kebudayaan ini bersifat konkret, terdiri dari alat penguasaan alam, alat-alat perlengkapan hidup seperti pakaian,perumahan, alat rumah tangga, alat produksi, dan senjata.
Ajaran islam yang mendorong umatnya untuk menciptakan kebudayaan islam didasarkan empat faktor yaitu:
a)      Islam menghormati akal dan menyuruh manusia mempergunakan akalnya untuk memikirkan keadaan alam.
b)      Islam mewajibkan kepada pemeluknya untuk menuntut ilmu.
c)      Islam melarang bertaklid buta, menerima sebelum diperiksa dan diteliti.
d)      Islam menyuruh memeriksa dan membuktikan kebenaran.

b.   Bidang Sosial
Ilmu sosial adalah ilmu yang berhubungan dengan masyarakat atau lingkungan sekitarnya.[20] Ensiklopedi Oxford menyebutkan ilmu sosial adalah ilmu yang membahas secara kritis dan afirmatif terhadap sistem agama islam atau aplikasi ilmu-ilmu sosial dalam mengkaji gejala sosial yang dipengaruhi oleh islam.[21]
Ilmu sosial dapat mengalami kemandekan dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Ilmu sosial tidak hanya menjelaskan fenomena sosial, tetapi dapat memecahkan secara memuaskan. Menurut Kuntowijoyo ilmu sosial sangat diperlukan, yakni ilmu sosial yang tidak hanya menjelaskan dan mengubah fenomena sosial, tetapi juga memberikan petunjuk kearah transformasi. Dilakukan untuk apa, oleh siapa, dan ilmu sosial yang mampu mengubah penomena berdasarkan cita-cita etik dan frofetik tertentu.
Perubahan didasarkan tiga hal. Pertama, cita-cita kemanusiaan. Kedua, liberalis. Ketiga, transendensi. Dengan ilmu sosial yang demikian, maka umat islam dapat meluruskan gerak langkah perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi saat ini dan juga dapat meredam berbagai kerusuhan sosial dan tindakan kriminal lainnya yang saat ini mewarnai kehidupan.[22]
Keadilan sosial adalah tujuan dan juga jalan masalah sosial. Dikatakan tujuan karena suatu masyarakat yang didirikan atas dasar-dasar yang sehat niscahya keadilan sosial dapat merata dan terjamin diantara anggotanya.
Islam banyak menunjukan jalan dan cara menuju tercapainya kehidupan sosial yang harmonis.[23] Diantaranya adalah sebagai berikut:
1)   Salat jamaah dimasjid adalah slah satu praktek dalam menanankan rasa persamaan dan persaudaraan sesama manusia.
2)   Setahun sekali kaum muslimin dari seluruh dunia mengunjungi ke masjidil haram di Mekkah dalam menunaikan ibadah haji.
3)   Dalam bulan ramadhan umat islam selalu menjalankan ibadah puasa.
4)   Islam berusaha mengurangi perbedaan yang mencolok antara orang yang punya dan yang tidak punya dan berusaha mendekatkan hubungan anatara yang kaya dan miskin.

Tujuan kehidupan menurut agama islam adalah sebagai berikut:
1)   Kehidupan sosila islam memberikan taraf hidup yang sangat tinggi.
2)   Kehidupan sosial islam menghendaki rakyat bekerja sama dengan pemerintah untuk merealisasikan pengayoman masyarakat.
3)   Kehidupan sosial islam menetapkan bahwa pemerintah dan aparatnya tunduk terhadap kehendak rakyat (melalui wakilnya diparlemen).
4)   Kehidupan sosial islam dilaksanakan dengan prinsip-prinsipnya untuk warga dalam suatu negara, baik dari golongan muslim atau bukan.

c.   Bidang Ekonomi
Dalam bahasa yunani ekonomi berasal dari kata oikos dan nomos, artinya peraturan rumah tangga.[24] Kamus Bahasa Indonesia mengartikan ekonomi sebagai ilmu yang menyelidiki penghasilan manusia, pendistribusian, pemakaiannya, kekayaannya, berhubyngan juga dengan pengolahan barang industri, pertanian, dan perdagangan.[25]
Ekonomi islam terdiri dari dua bagian. Pertama, bersifat tetap. Kedua, dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan. Ekonomi islam yang bersifat tetap ialah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari alquran dan hadis. Ekonomi islam yang dapat berubah ialah bangunan perekonomian yang didirikan atas landasan dasar-dasar alquran dan hadis tersebut sesuai dengan tiap lingkungan dan masa.[26]
Ciri-ciri ekonomi islam secara khusus adalah sebagai berikut:
a)      Ekonomi islam merupakan bagian dari sistem ekonomi islam.
b)      Ekonomi islam merealisasikan keseimbangan individu dengan kepentingan masyarakat.[27]
Asas-asas pokok pendirian ekonomi menurut islam ada lima macam yaitu sebagai berikut:
a)      Kewajiban usaha (wujubul amal).
b)      Membasmi pengangguran (maqtul bithalah).
c)      Mengakui hak milik (iqrarul milkiyah asy-syakhshiyah).
d)      Tunduk dibawah kesejahteraan sosial.[28]

Nilai-nilai dasar sistem ekonomi islam berbagai menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut:
a)      Nilai dasar pemilikan dalam sistem ekonomi islam.
b)      Keseimbangan, merupakan nilai dasar yang pengaruhnya terlihat pada berbagai aspek tingkah laku ekonomi misalnya kesederhanaan, berhemat (parsimony), dan menjauhi pemborosan (extravagence).
c)      Nilai dasar sistem ekonomi yang ketiga adalah keadilan.[29]

Tujuan ekonomi islam adalah sebagai berikut:
a)      Memenuhi kebutuhan hidup seseorang secara lengkap dan sederhana.
b)      Memenuhi kebutuhan keluarganya.
c)      Memenuhi kebutuhan jangka panjang.
d)      Memberikan bantuan sosial dan sumbangan menurut jalan Allah SWT.[30]

d.   Bidang Kesehatan
Kesehatan berasal dari kata sehat yang merupakan sehat jasmani dan rohani, sehat lahir batin. Islam sangat memperhatikan kesehatan dengan cara: pertama, mengajak dan menganjurkan untuk menjaga kebersihan diri dari lingkungan. Kedua, mempertahankan kesehatan yang dimiliki seseorang agar tetap sehat.
Anjuran islam untuk menjaga kesehatan dapat dirumuskan dalam bentuk perintah,yaitu:
1)   Bersuci dari hadas meliputi dua jenis
a.   Mandi janabat
      Adalah mandi dengan niat untuk menghilangkan hadas besar yaitu menyiram air keseluruh tubuh.
b.   Wudu
2)   Membersihkan badan dari najis
Ini didasarkan pada nash alquran dan hadis,yaitu sebagai berikut:
a.   Dan bersihkan pakaianmu
b.   Ketika A’rabi buang air kecil dalam masjid, Rasulullah berkata: “tuangi air seni itu dengan setimbah air” (HR. Al-Bukhari dam muslim)
c.   Istinjak
      Air seni anak perempuan dibasuh, air seni anak laki-laki disiram
d.   Anjuran untuk membersihkan gigi
3)   Allah mencintai orang yang bersih
Rasulullah bersabda bahwa kebersihan itu sebagian dari iman (HR. Muslim)
4)   Perintah menyamak kulit dan membersihlan bejana
      Rasulullah bersabda : apabila disamak kulit binatang, maka menjadi suci (HR. Muslim)
Rasulullah bersabda : Bersihkanlah bejana kalian apabila dijilat anjing, yaitu dengan mencuci tujuh kali dan salah satunya dengan tanah (HR. Muslim)
Zakiah Daradjat menyebutkan bahwa kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dan dirinya sendiri, dan lingkungannya berdasarkan keimanan dan ketakwaan serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia dunia dan akhirat.
Selanjutnya ia menguraikan secara rinci sebagai berikut:
1)   Pengertian “terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan” adalah berkembangnya seluruh potensi kejiwaan secara seimbang sehingga manusia dapat mencapai kesehatan lahir dan batin, jasmani dan rohani, terhindar dari pertentangan batin, keguncangan jiwa, kebimbangan dan keraguan, serta tekanan perasaan dalam menghadapi berbagai dorongan atau keinginan.
2)   Pengertian “terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya” adalah usaha seseorang untuk melakukan penyesuaian diri yang sehat terhadap dirinya, yang mencangkup pembangunan dan pengembangan seluruh potensi yang terdapat dalam dirinya, berkemampuan untuk memanfaatkan potensi dan daya itu seoptimal sehingga penyesuaian diri membawa kepada kesejahteraan dan kebahagiaan diri dan orang lain.
3)   Pengertian “penyesuaian diri yang sehat dengan lingkungan atau terhadap masyarakat” adalah mengandung tuntunan terhadap seseorang untuk meningkatkan keadaan masyarakat.
4)   Pengertian “berlandaskan keimanan dan ketakwaan” adalah bahwa masalah keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi kejiwaan, penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya dan lingkungannya hanya dapat terwujud secara sempurna, apabila usaha itu berdasarkan keimanan.
5)   Pengertian “bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia didunia dan akhirat” adalah tujuan dari ilmu kesehatan mental untuk mewujudkan kehidupan yang baik, sejahtera, bahagia bagi manusia secara lahir batin dunia dan akhirat.[31]

Tanda-tanda kesehatan  mental menurut M. Mahmud terdapat sembilan macam, yaitu sebagai berikut:
1)   Kemapanan, ketenangan, rileks batin dalam menjalankan kewajiban, baik kewajiban terhadap dirinya, masyarakat, maupun Tuhan.
2)   Mewadahi dalam beraktivitas
3)   Menerima keberadaan dirinya dan keberadaan orang lain
4)   Adanya kemampuan untuk memelihara atau menjaga diri
5)   Kemampuan untuk memikul tanggung jawab, baik tanggung jawab keluarga, sosial, maupun agama
6)   Memiliki kemampuan untuk berkorban dan menebus kesalahan yang diperbuat
7)   Kemampuan individu untuk membentuk hubungan sosial yang baik dilandasi dengan sikap saling percaya dan saling mengisi
8)   Memiliki keinginan yang realistis, sehingga dapat diraih secara baik
9)   Adanya rasa kepuasan, kegembiraan, kebahagiaaan dalam menyikapi dan menerima nikmat.[32]

e.   Karakteristik Bidang Politik
Menurut Miriam  Budiardjo ilmu politik adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem dalam suatu negara yang menyangkut proses dari sistem itu dan melaksanakan tujuan itu.[33]
Tujuan politik islam adalah sebagai berikut:
a)      Untuk melaksanakan ketentuan agama sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya dengan ikhlas.
b)      Memperlihatkan dan mengurus persoalan duniawi seperti menghimpun dana dari sumber-sumber yang sah, menyalurkan kepada yang berhak menerimanya, dam mencegah kezaliman.

         f. Bidang Pekerjaan
Dari segi bahasa pekerjaan dapat diartikan segala sesuatu yang dilakukan atau dikerjakan seseorang, seperti membajak, mencangkul, menanam padi, dan berbagai macam pekerjaan lainnya.[34]
Langkah-langkah dalam menghasilkan kerja siap pakai, produktif, dan berkualitas berdasarkan perkembangan masa kini adalah sebagai berikut:
a)      Pendidikan formal.
b)      Pendidikan nonformal.
c)      Pendidikan informal.
d)      Pembinaan fisik.
e)      Pembinaan mental (al-akhlaq al-karimah).[35]

Manfaat bekerja bagi kehidupan umat manusia yaitu sebagai berikut:
a.   Dapat memenuhi atau mencukupi kebutuhan hidupnya.
b.   Dapat mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.[36]
c.   Ibadah kepada Allah SWT.

g.   Bidang Disiplin Ilmu
Ditinjau dari bahasa disiplin dapat diartikan suatu aturan yang ketat, tata tertib yang harus dipatuhi.[37] Menurut Muhammad Yunus dalam bukunya “Pendidikan Agama Islam” untuk SLTP kelas 1, disiplin ialah suatu sikap dan patuh dalam menjalankan peraturan atau tugas, apapun kesulitan dan rintangannya.[38]
Disiplin ilmu adalah suatu sikap taat terhadfap peraturan tentang suatu bidang ilmu yang tersusun secara sistematis untuk menciptakan berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rugilah orang-orang yang pemalas, lalai, dan tidak disiplin. Orang yang beruntung adalah orang-orang yang pandai memanfaatkan waktu dan orang-orang tersebut memiliki kriteria sebagai berikut:
a)      Orang yang beriman kepada Allah SWT.
b)      Orang yang selalu melakukan amal soleh.
c)      Orang yang saling menasehati.
d)      Orang yang sabar dalam bekerja

Ciri-ciri orang yang disiplin adalah:
a)      Dapat mengatur waktu dengan baik untuk melakukan sesuatu yang berguna.
b)      Menaati peraturan yang sudah ditetapkan, selama peraturan itu tidak bertentangan dengan ajaran Allah dan Rasul.
c)      Teguh, kokoh, mempunyai pendirian, tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang buruk dan merugikan bagi siapapun datangnya.
d)      Gigih, ulet, tidak pantang menyerah didalam mencapai keinginan atau cita-cita.[39]
Tokoh-tokoh islam yang sangat disiplin dalam pekerjaan dan dapat dicontoh semua orang dalam berbagai disiplin ilmu adalah sebagai berikut:
a)      Ilmu kedokteran, tokoh-tokohnya: Ar-Razi, Ali Abbas, Ibnu Sina, Ali bin Isa, Al-Hasan Ibnu Haytam, Ibnu Rusd, Al-Biruni, Al-Baitar Ali Ibnu Ridwan, dan Jabbir Ibn Hayyan.
b)      Ilmu matematika. Tokoh-tokohnya: Al-Khawarizmi, Al-Battani, dan Abi Wafa.
c)      Ilmu filsafat. Tokoh-tokohnya: Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Al-Ghazali, Ibnu Khaldun, Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Maskawih, dan Ibnu Al-Haitam.[40]

2.6 Posisi Islam Diantara Agama-agama di Dunia
Islam sebagai agama terakhir, memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan agama-agama yang datang sebelumnya. Agama islam adalah satu-satunya agama di sisi Allah yang diridai.

Agama di muka bumi ini terdiri dari dua agama besar, yaitu
1.   Agama samawi (tauhid)
Agama samawi adalah agama yang turun dari hadirat yang Maha Tinggi, yaitu agama yang berasal dari Tuhan yang menjadikan sekalian alam.
Adapun agama samawi yang masih ada sampai sekarang ini adalah sebagai berikut:
a.   Agama islam
Fungsi ajaran islam
Tujuan hidup muslim merupakan perwujudan fungsi-fungsi islam dalam kehidupan manusia dan masyarakat yang beriman dan bertakwa. Fungsi-fungsi islam dalam kehidupan itu adalah sebagai berikut:
a)   Islam sebagai agama Allah
b)   Islam sebagai alamat (panggilan) Allah
c)   Islam sebagai rumah yang dibangun oleh Allah
d)   Islam sebagai kalimah komando (perintah)
e)   Islam sebagai shiratul-mustaqim.
f)    Islam sebagai tali Allah
g)   Islam sebagai shibghah Allah
h)   Islam sebagai kendaraan (alat) yang dipersiapkan Allah.[41]

b.   Agama kristen
Adapun pokok-pokok kepercayaan agama kristen adalah sebagai berikut:
a)   Keyakinan Tuhan yang tiga (tritunggal atau trinitas)
b)   Meyakini bahwa Isa Al-Masih itu anak Tuhan, lahir ke dunia dengan rupa anak Adam, guna menembus dosa Adam dan semua anak cucunya.
c)   Tuhan bapak menyerahkan kepada Tuhan anak (Yesus) untuk pertimbangan dosa manusia, karena pada suatu ketika ia lahir ke dunia dengan rupa manusia, ia lebih dekat dan lebih mengetahui tentang hal manusia.[42]
            c.   Agama yahudi
Pengajaran agama yahudi berpokok kepada pengajaran yang dibawa oleh Nabi Musa dengan kitab suci taurat, sekarang disebut perjanjian lama. [43]Syariat yang dibawa oleh nabi Musa adalah agama tauhid, mengakui adanya Allah Yang Maha Esa. Tetapi sesudah beliau wafat terdapatlah perubahan-perubahan yang dilakukan oleh ulama-ulama Yahudi sendiri, sehingga agama tauhid ini bercampur dengan syirik, khufarat, takhayul, dogma, dan berbagai bid’ah.

2.   Agama thabi’y (ardhi)
Adalah agama yang timbul dari agama-agama khayalan manusia belaka. Agama-agama thabi’y yang terkenal adalah sebagai berikut:
a.   Hindu
Peradaban yang sama di sepanjang pantai dari Laut Tengah sampai ke Teluk Banggala terdapat peradaban yang sama. Peradaban ini sedikit demi sedikit meningkat kepada perkembangan yang tinggi.[44] Pemujaan terhadap dewa sudah dimulai dam menjadi agama yang disebut Hindu. 
b. buddha
Ajaran buddha tidak bertitik tolak dari Firman Tuhan. Hubungannya dengan alam semesta dan seluruh isinya, termasuk manusia, dari keadaan yang dihadapi manusia, terbebas dari lingkaran Sukkha yang selalu mengiringi hidupnya, didasari pada sabda Sidharta Gautama.
c.   kong fu tse
                  Ajaran kong fu tse secara garis besar adalah sebagai berikut:
a)   Manusia itu asalnya baik dan ia mempunyai sifat-sifat seperti yang dipunyai oleh langit.
b)   Manusia wajib menjaga sifat samawi padanya yang tetap suci murni, kecuali itu manusia wajib menolong sesama manusia, agar sifat-sifat samawi mereka tetap suci murni.
c)   Negara harus berdasarkan sifat samawi manusia itu.
d)   Bukan kecakapan dan kecerdasan yang terutama menjadikan seseorang patut menjadi pegawai pemerintah, melainkan keluhuran jiwanya, yakni kemurnian sing-nya.

e)   Sesuatu negara dapat damai meliputi rakyatnya yang bahagia, bila raja dan m,enteri-menterinya mendasarkan pemerintahannya atas sifat-sifat samawi mereka.[45]
d.   Shinto
Sendi-sendi ajaran Shinto dapat disimpulkan dalam lima perkara sebagai berikut:
a)   Api suci
b)   Kesucian roh
c)   Kebersihan diri
d)   Memelihara pergaulan
e)   Rusaknya jiwa.[46]
             e. Agama majusi
Ciri-ciri bentuk agama majusiadalah sebagai berikut:
a)   Mempunyai ajaran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
b)   Adanya ajaran ibadah dan pemujaan
c)   Mempunyai hukum-hukum, syariat, dan aturan akhlak
d)   Mempunyai kitab suci sendiri

2.7 Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah ilmu yang dikaji dari nilai-nilai agama. Hubungan ialam dengan ilmu pengetahuan sangat erat kaitannya, karena ialam tanpa ilmu pengetahuan berarti buta. Iman tanpa ilmu pengetahuan dapat menyebabkan musyrik. Adapun hubungan islam dengan ilmu pengetahuan adalah sebagai berikut.

1.   Ilmu Sosial
Ilmu social adalah ilmu yang berhubungan dengan kegiatan sosial kemasyarkatan. Termasuk ilmu social adalah seluruh kegiatan masyarakat mulai dari kalangan bawah hingga kalangan atas untuk kegiatan keperluan sesame manusi. Karakteristik ajaran islam dapat dilihat dari ajarannya dibidang ilmu social. Ajaran islam dibidang ilmu social ini termasuk yang paling menonjol, karena seluruh bidang ajaran islam ditujukan untuk kesejahteraan manusia. Dalam ilmu social ini, islam dituntut untuk menjunjung tinggi sifat tolong-menolong, saling menasihati, tentang haka dan kesabaran, kesetiakawanan, egaliter (kesamaan derajat), tenggang rasa, dan kebersamaan. Ukuran ketinggian derajat manusia dalam pandangan islam bukan ditentukan oleh nenek moyangnya, kebangsaannya, warna kulit, bahasa, dan jenis kelamin yang berbau rasialis. Kualitas dan derajat seseorang ditrentukan oleh ketakwaannya yang ditunjukkan oleh prestasi kerjanya yang bermanfaat bagi manusia. Ini didasarkan firman Allah SWT:
·        Hai manusia, sesungguhya kami menciptakan kamu dari seoarang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi allah adalah orang yang paling bertakwa diantara kamu, sesungguhnya allah maha mengetahui lagi maha mengenal. (QS.Al-Hujarat (49):13)
·        Dialah Allah)yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik pekerjaannya. Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS. Al-Mulk (67):2)
2.   Ilmu Agama
Ilmu agama adalah ilmu yang bersangkut paut dengan pengetahuan agama. Dalam pembahasan ini yang dimaksudkan ilmu agama adalah ilmu yang membahas tentang hal ihwal agama islam secara utuh. Pluralisme menurut Nurkholis adalah sebuah Peraturan Tuhan (sunan allah) yang tidak berubah, sehingga tidak mungkin dilawan atau diingkari. Islam adalah agama yang kitab sucinya dengan tegas mengakui hak agama lain, kecuali yang berdasarkan paganism dan syirik untuk menjalankan ajaran masing-masing dengan penuh kesungguhan. Kesadaran segi kontinuitas agama juga ditegaskan dalam kitab suci diberbagai tempat, disertai perintah agar kaum muslimin berpegang teguh kepada ajaran kontinuitas itu dengan beriman kepada semua para nabi dan rasul tanpa terkecuali. Tanpa membeda-bedakan antara mereka, baik yang disebutkan dalam kitab suci maupun yang tidak disebutkan (QS.Al-Baqarah (2) ayat 136 dan An-Nisa’(4) ayat 163-165).
Hubungan agama islam dengan ilmu pengetahuan dalam bidang agama, islam mengakui adanya pluralisme, sebagai suatu kenyataan, juga mengakui adanya pluralism sebagai suatu keyakinan. Islam juga mengakui adanya univeralisme, yakni mengajarkan kepercayaan kepada tuhan dan hari akhir, menyuruh berbuat baik, dan mengajak kepada keselamatan. Inilah yang selanjutnya dapat dijadikan landasan untuk membangun konsep toleransi dalam beragama.

3.   Ilmu Alam
Ilmu alam adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam. Hubungan agama islam dengan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu alam, islam bersikap terbuka , akomodatif, tetapi juga selektif. Dari satu segi islam terbuka dan akomodatif untuk menerima berbagai masukan dari luar, tetapi bersamaan dengan itu islam juga selektif, yakni tidak begitu saja menerima seluruh jenis ilmu yang tidak sejalan dengan islam.
Hubungan agama islam dengan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu alam, dapat pula dilihat dari lima ayat pertama surah Al-‘alaq yang diturunkan tuhan kepada nabi Muhammad SAW, yang berbunyi :
Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, Dialah yang mengajarkan manusia menulis dengan pena, dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS.Al-‘alaq (96):1-5) 

4.   Islam dan Ilmu Agama
Ilmu agama adalah suatu ilmu yang mengatur tata cara keimanan, peribadatan kepada tuhan yang Maha Kuasa, dan kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dengan lingkungannya.[47] Nurcholis Majdid berpendapat bahwa ilmu agama adalah hasil pelaksanaan perintah Allah untuk memperhatikan dan memahami alam raya ciptaan-Nya.

5.   Islam dan Ilmu Keislaman
Ilmu keislaman adalah segala sesuatu yang bertalian dengan agama islam.[48] Pada awalnya, ilmu-ilmu yang islam berkembang dalam bidang qiraah, tafsir, dan hadis, kemudian menyusul ilmu fikih. Ilmu-ilmu ini bertambah dan berkembang, sesuai dengan evolusi kemajuan masyarakat.
Adapun ilmu keislaman dapat dijabarkan sebagai berikut.
        a. Ilmu Al-qur’an
Kata al-qur’an berasal dari kata qara-a yang dapat diartikan dengan membaca, namun yang dimaksud dengan al-qur’an dalam uraian ini dalah “Kalamullah yang diturunkan oleh Ruhul Amin Kepada Muhammad Rasulullah dalam bahasa Arab, sebagai mukjizat terbesar baginya dan umatnya, menjadi hujjah bagi Rasul bahwa ia adalah Rasul Allah, menjadi dutsur bagi orang-orang yang mengikuti petunjuknya, dan menjadi ibadah bagi orang yang membacanya. Al-qur’an terdiri dari 30 juz, 114  surah, 6.666 ayat, dan 324.345 huruf.[49]
Menurut turunnya, wahyu dapat dibai dua bagian berikut.
·        Wahyu (surah) yang turun dimekah disebut surah makiyyah. Pada umumnya berisi soal-soal kepercayaan, seperti hubungan manusia dengan tuhan (habluminallah).
·        Wahyu (surah) yang diturunkan dimadinah disebut surah Madaniyyah. Pada umumnya berisi soal-soal mengatur hubungan sesama manusia yang berisi hokum-hukum, syari’at-syari’at, akhlak, hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam berupa hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, air, dan tanah (hablumminanas).
Dari Mushaful imam ditulis salinannya sebagaimana Al-qur’an yang dipadati sekarang ini. Isi pokok Al-qur,an ada tiga macam, yaitu sebagai berikut.
1.   Berkaitan dengan hablumminallah dan habumminannas (rukun islam).
2.   Berhubungan dengan keyakinan ketuhanan dan alam dunia dan alam akhirat (rukun iman).
3.   Berkaitan dengan hokum munakahat (perkawinan), muamalat (hukum pergaulan dalam masyarakat atau hokum private), jinayat (hokum pidana), aqdiyah (hokum mengenai mendirikan pengadilan). Secara umum isi al-qur’an itu dibagi menjadi dua, yaitu ibadat dan muamalat, (hubungan manyusia dengan tuhan dan hubungan manusia dengan manusia).[50]
b.   Ilmu Hadis
Kata hadis menurut bahasa (etimologi) berarti Al-jidad (sesuatu yang baru), lawannya Al-Qadim (sesuatu yang lama). Kata hadis juga berarti Al-khabar (berita), yaitu sesuatu yang diperckapkan dan dipindhakan dari seseorang kepada orang lain. Kata jamaknya adalah Al-hadis.[51]
Sunah menurut ahli usul adalah apa yang zahir dari nabi Saw. Selain dari al-qur’an baik yang berupa perkataan, perbuatan, atau pengakuan. Sunah terbagi menjadi tiga macam. Pertama, sunah qauliah (perkataan).  Kedua, sunah fi’liyah (perbuatan). Ketiga, sinah taqririyah (pengakuan).
Sunah qauliah disinonimkan dengan hadis. Suanh fi’liyah adalah segala yang diperbuat oleh rasulullah yang kemudian diikuti oleh kaum muslimin seperti dalam cara melaksanakan salat dan haji. Sunah taqririyah merupakan pengakuan Nabi, baik dengan cara diam-diam atau dengan terus terang.
Hadis terbagi menjadi dua macam, yaitu hadis qudsi dan hadis nabawi. Hadis qudsi adalah ucapan rasulullah yang oleh rasulullah ucapan itu disandarkan kepada perkataan Allah.
Macam-macam ilmu hadis, yaitu sebagai berikut :
a)   Ilmu hadis riwayat (riwayah). Kata riwayah, artinya periwayatan atau cerita. Maka ilmu hadis riwayah, artinya hadis berupa periwayatan.
b)   Ilmu hadis dirayah. Secara terminologis, yang dimaksud dengan ilmu hadis dirayah adalah undang-undang atau kaidah-kaidah untuk mengetahui keadaan sanad dan matan.[52]
Bentuk-bentuk ilmu hadis adalah sebagi berikut :
a)   Hadis qauli
      Hadis qauli adalah segala bentuk perkataan atau ucapan yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw.
b)   Hadis fi’li
       Hadis fi’li adalah segala perbuatan yang disandarkan  kepada Nabi saw.
c)   Hadis taqriri
      Hadis taqriri adalah hadis yang berupa ketetapan nabi saw.
              c. Ilmu Kalam
Ilmu kalam adalah ilmu yang berisi alasan mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman, dengan menggunakan dalil-dalil pikiran, dan berisi bantahan-bantahan terhadap orang-ornag yang menyeleweng dari kepercayaan salaf dan ahli sunah.[53]

d.   Ilmu fikih
Ilmu fikih menurut bahasa (etimologi) adalah ilmu yang mempelajari tentang paham atau kepahaman terhadap pelaksanaan ibadah berdasarkan al-qur’an dan hadis.[54]

6.   Islam dan ilmu Manajemen Perkantoran
 Menurut ensiklopedia  ilmu Manajemen adalah suatu ilmu yang mempelajari usaha manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dari bantuan sejumlah sumber dengan cara efektif dan efisien.
Hubungan manajemen dengan islam, yaitu saling berkaitan. Ilmu manajemen dapat mengatur ekonomi masyarakat secara makro dan mengatur dunia usaha, yaitu lembaga kemasyarakatan secara mikro.[55]
            Ciri-ciri manajemen islam ada enam, yaitu sebagai berikut :
1.   Manajemen berdasarkan akhlak yang luhur (akhlakul karimah).
2.   Manajemen terbuka. Fungsi pemimpin dalammelaksanakan usaha merupakan pemegang amanah.
3.   Manajemen demokratis. Manajemen demokratis artinya, semua harus dimusyawarahkan bersama semua peserta, partisipan, dan pemegang saham mempunyai kedudukan dan derajat yang sama.
4.   Manajer harus orang yang berilmu.
5.   Manajemen berdasarkan tolong-menolong (ta’awun).
6.   Manajemen berdasarkan perdamaian.[56]
Adapun tujuan manajemen adalah untuk mempertimbangkan semua kegiatan perusahaan, baik yang bersifat  intern maupun yang bersifat ekstern, yang mempunyai pengaruh terhadap sukses atau gagalnya perusahaan.
Beberapa factor yang strategis dan fundamental wajib dipertimbangkan dalam menentukan penilaian dasar dan tujuan manajemen menurut ajaran islam, antara lain :
1.   Hak asasi manusia
2.   Filsafat mengenai hak milik
3.   Hak dn kewajiban bekerja
4.   Kewajiban social
5.   Cinta mencintai sesame manusia
6.   Komoditi dan usaha yang dilarang oleh agama
7.   Prinsip keseimbangan antara hidup didunia dan akhirat
8.   Ajaran islam adalah hidup pertengahan








BAB III
PENUTUP

Dari pembahasan materi di atas kami menyimpulkan bahwa :
1.   Metodologi studi islam adalah usaha komprehesif secara ilmiah melalui berbagai pendekatan teori penelitian disiplin ilmu untuk mempelajari agama islam dan peran-fungsinya dalam kehidupan umat manusia.
2.   Ada 3 alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama
a.   Fitrah manusia
b.   Adanya nafsu (An-Nafs)
c.   Tantangan manusia
3.   Secara umum, ada berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam memahami agama yaitu :
a.   Pendekatan Historis
b.   Pendekatan sosiologi
c.   Pendekatan Teologis Normatif
d.   Pendekatan Sosial Budaya
e.   Pendekatan Antropologi
f.    Pendekatan Psikologi
4.   Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-hambaNya. Dengan agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama yang harus mereka peluk. Oleh sebab itu tidak ada suatu agama pun yang diterima selain Islam.
5.   Sumber dari ajaran islam adalah :
a.   Al qur’an
b.   Hadis nabi/Sunah Nabi
c.   Ijma’
d.   Qiyas
6.   Karakteristik ajaran islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh setiap umat muslim dengan berpedoman kepada Alquran dan hadis dalam berbagai bidang ilmu dan kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki ciri-ciri khas tersendiri.
7.   Islam sebagai agama terakhir, memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan agama-agama yang datang sebelumnya. Agama Islam adalah agama samawi yang turun dari hadirat yang Maha Tinggi, yaitu agama yang berasal dari Tuhan yang menjadikan sekalian alam dan dengan menjadikan tujuan hidup muslim merupakan perwujudan fungsi-fungsi islam dalam kehidupan manusia dan masyarakat yang beriman dan bertakwa.
8.   Hubungan islam dengan ilmu pengetahuan sangat erat kaitannya, karena islam tanpa ilmu pengetahuan berarti buta. Iman tanpa ilmu pengetahuan dapat menyebabkan musyrik. Sejak kedatangannya, agama Islam telah menimbulkan banyak tatanan perubahan di dunia. Perubahan yang mencakup berbagai aspek kehidupan umat manusia, baik dalam tatanan masyarakat, kebudayaan, politik, sejarah, dan lain sebagainya. Perubahan tatanan ini kemudian ada yang menjadi tatanan baku dalam suatu kultur masyarakat, dan ada pula yang menjadi sebagai bahan kajian para ilmuwan bagi mengembangkannya sesuai dengan konteks tatanan masyarakat itu sendiri. Kajian-kajian yang dimaksud kemudian terus berkembang sedemikian rupa merujuk kepada berbagai aspek ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh para ilmuwannya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Agus Hakim, op. cit., hlm. 107.
[1] Badudu dan Zain, op. cit., hlm. 349.
[1] Badudu dan Zain, op. cit., hlm. 373.
[1] Badudu dan Zain, op. cit., hlm. 678.
[1] Depdikbud, Kamus Basar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 83.
[1] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka,1989), hlm. 83.
[1] H. A Syafi’I Karim, Fiqih Ushul Fiqih, Cet. 1, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 57.
[1] H. A Syafi’I Karim, Fiqih Ushul Fiqih, Cet. 1, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 57.
[1] Ibid., hlm. 107
[1] Ibid., hlm. 131.
[1] Ibid., hlm. 59
[1] Ibid., hlm. 8- 14
[1] Ibid., hlm. 8- 14
[1] Ibid., hlm. 8- 14
[1] Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro, ( Jakarta: Ghalia Indonesia,2000), hlm. 1.
[1] Lihat: Abdul Mujib dan Jusuf, Nuansa- Nuansa  Psikologi Islam, Cet 2, (Jakarta: Raja Gralindo Persada, 2002), hlm 132- 148
[1] Lihat: Ahmat shallaby, Perbandingan Agama Islam, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm.267- 274.
[1] Lihat: Aminuddin dan Muh. Yamin, Pendidikan Agama Islam, Cet. 1, ( Jakarta: Bumi Angkasa, 2001), hlm. 40
[1] Lihat: Muhammad, Kedudukan Ilmu Dalam Islam, ( Surabaya: Al- Ikhlas, 1983), hlm. 129- 137
[1] Lihat: Muhammad, Kedudukan Ilmu Dalam Islam, ( Surabaya: Al- Ikhlas, 1983), hlm. 129- 137
[1] Lihat: Surahwardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Cet. 2, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2000), hlm. 73- 89.
[1] Lihat; Hamzah Ya’qub, Etos Kerja Islam, ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001), hlm. 100- 104.
[1] Miriam Budiarjo, Dasar- Dasar Ilmu Politik, Cet. 12, ( Jakarta: Gramedia, 1997), hlm. 8.
[1] Mocthar Effendy, Manajemen Islam, Cet. 2, ( Jakarta: Bahtera,1996), hlm. 9
[1] Mocthar Effendy, Manajemen Islam, Cet. 2, ( Jakarta: Bahtera,1996), hlm. 9
[1] Mocthar Effendy, Manajemen Islam, Cet. 2, ( Jakarta: Bahtera,1996), hlm. 9
[1] Moh. Rifa’I, Perbandingan Agama, cet. 5, ( Jakarta: Wicaksana,1990), hlm. 30.
[1] Mudjanit Abdul Manaf, Sejarah Agama- Agama, cet. 1, ( Jakarta: Raja Grafindo Perseda,1993, hlm. 7.
[1] Rasjidi, Filsafat Agama, cet. 8, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1990), hlm. 3
[1] Tim Penyusun Pustaka Azet, Leksikon Islam, Cet. 1, ( Jakarta: Pustaka Azet Perkasa, 1997), hlm. 250.
[1] Tim Penyusun Pustaka Azet, Leksikon Islam, Cet. 1, ( Jakarta: Pustaka Azet Perkasa, 1997), hlm. 250.
[1] Zakiyyah Darajad, Ilmu Jiwa Agama, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hlm. 12-38. Lihat juga: Jalaluddin Rakhmat, Ilmu Jiwa Agama, ( Jakarta: kalam Mulia, 1989), hlm. 77.
Abdullah, M. Yatimin. 2006. Studi Islam Kontemporer. Jakarta: Amzah










[1] M.Myrda, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Cek. 3,( Jakarta: Delta pamungkas,1997 ), HLM. 296.
[2] Van Hoeve dan Elsever, Ensiklopedia Indonesia, ( Jakarta: Ikhtiar Baru,1991 ), hlm. 2231.
[3] M. Myrda, op. cit., hlm. 296
[4][4] Atang Abdul Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam,( Bandung: Remaja Rosdakarya,1999 ), hlm. 8
[5] Sayyed Hussein Nasr, op. cit., hlm. 93.
[6] Kamisa, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, ( Surabaya: Kartika Surabaya,1989 ), hlm. 481.
[7] Abuddin Nata, op. ct., hlm. 47.
[8] Badudu dan Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet. 1 ( Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,1996), hlm. 1350.
[9] Ibid., hlm. 30- 34
[10] Atang Abdul Hakim, Jaih Mubarok, op. cit., hlm. 28.
[11] Lihat; Abuddin Nata, op. cit., hlm 49- 51
[12] Lihat: Badudu dan Zain, op. cit., hlm. 221.
[13] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka,1989), hlm. 83.
[14] Depdikbud, Kamus Basar Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 83.
[15] Lihat: Subhi As-Salih, Sejarah Agama-Agama, ( Yogyakarta: IAIN Walisongo press, 1994), hlm. 113- 118.
[16] Pusat Depennas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet.i, ( Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 444.
[17] Harun Nasution, Ensiklopedia Islam, Cet. 1, ( Jakarta: Djambatan, 1992), hlm. 443.
[18] Taufik H. Idris, Kebudayaan Mengenal Islam, Cet. 1, ( Surabaya: Bina Ilmu, 1983), hlm. 24.
[19] Taufiq H. Idris, op. cit., hlm. 1
[20] Badudu dan Zain, op. cit., hlm 1350.
[21] John Esposite, Ensiklopedia Oxford, Cet. 1, ( Bandung: Mizan,2001), hlm. 180.
[22] Lihat: Ibid., hlm. 55- 57.
[23] Lihat: Ibid., hlm. 82- 84.
[24] Iskandar Putong, Pengantar Ekonomi Mikro, ( Jakarta: Ghalia Indonesia,2000), hlm. 1.
[25] Badudu dan Zain, op. cit., hlm. 373.
[26] Lihat: Keelany, Islam dan  Aspek-Aspek Masyarakat, Cet. 1, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 178- 179.
[27] Lihat: Ibid., hlm. 180- 189.
[28] Lihat: Taufiq H. Idris, op. cit., hlm. 76- 78.
[29] Lihat: Ahmat shallaby, Perbandingan Agama Islam, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1993), hlm.267- 274.
[30] Lihat: Surahwardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Cet. 2, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2000), hlm. 73- 89.
[31] Zakiyyah Darajad, Ilmu Jiwa Agama, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1992), hlm. 12-38. Lihat juga: Jalaluddin Rakhmat, Ilmu Jiwa Agama, ( Jakarta: kalam Mulia, 1989), hlm. 77.
[32] Lihat: Abdul Mujib dan Jusuf, Nuansa- Nuansa  Psikologi Islam, Cet 2, (Jakarta: Raja Gralindo Persada, 2002), hlm 132- 148
[33] Miriam Budiarjo, Dasar- Dasar Ilmu Politik, Cet. 12, ( Jakarta: Gramedia, 1997), hlm. 8.
[34] Badudu dan Zain, op. cit., hlm. 678.
[35] Lihat; Hamzah Ya’qub, Etos Kerja Islam, ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001), hlm. 100- 104.
[36] Lihat: Aminuddin dan Muh. Yamin, Pendidikan Agama Islam, Cet. 1, ( Jakarta: Bumi Angkasa, 2001), hlm. 40
[37] Badudu dan Zain, op. cit., hlm. 349.
[38] Lihat: Muhammad Yunus, Pendidikan Agama Islam, cet. 4, ( Jakarta: Erlangga,1997), hlm. 178-188.
[39] Ibid., hlm. 188.
[40] Lihat: Muhammad, Kedudukan Ilmu Dalam Islam, ( Surabaya: Al- Ikhlas, 1983), hlm. 129- 137.
[41] Ibid., hlm. 131.
[42] Agus Hakim, op. cit., hlm. 107.
[43] Moh. Rifa’I, Perbandingan Agama, cet. 5, ( Jakarta: Wicaksana,1990), hlm. 30.
[44] Mudjanit Abdul Manaf, Sejarah Agama- Agama, cet. 1, ( Jakarta: Raja Grafindo Perseda,1993, hlm. 7.
[45] Ibid., hlm. 111
[46] Ibid., hlm. 107.
[47] Rasjidi, Filsafat Agama, cet. 8, ( Jakarta: Bulan Bintang, 1990), hlm. 3
[48] Tim Penyusun Pustaka Azet, Leksikon Islam, Cet. 1, ( Jakarta: Pustaka Azet Perkasa, 1997), hlm. 250.
[49] H. A Syafi’I Karim, Fiqih Ushul Fiqih, Cet. 1, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 57.
[50] Ibid., hlm. 59
[51] Utang Ranuwijaya, Ilmu Hadis, Cet. 1, ( Jakarta: Gaya Media Pratama,1996), hlm. 1.
[52] Utang Ranuwijaya, op. cit., hlm. 76- 77.
[53] Sahilun A. Natsir, Pengantar Ilmu Kalam, Cet. 1, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1991), hlm. 3
[54]Rachmat Syafe’I, Fiqih Muamalah, Cet. 1, ( Bandung: Pustaka Setia, 2001), hlm. 13- 14.
[55] Mocthar Effendy, Manajemen Islam, Cet. 2, ( Jakarta: Bahtera,1996), hlm. 9
[56] Ibid., hlm. 8- 14

0 komentar:

Posting Komentar